Mataram (ANTARA) - Anggota Komisi V DPR RI, Abdul Hadi mendorong PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) membantu petani di wilayah setempat untuk memanfaatkan energi listrik di sektor pertanian guna menggenjot produktivitas dan mendukung ketahanan pangan

Hal itu disampaikan anggota DPR RI dari daerah pemilihan (Dapil) NTB 2 Pulau Lombok ini saat melakukan kunjungan kerja ke Kantor PLN Wilayah NTB di Mataram, Jumat.

Kunjungan itu dalam rangka memperkuat sinergi listrik di NTB, utamanya ketahanan pangan, penyediaan listrik untuk pengairan pertanian, serta kesiapan PLN dalam menghadapi bencana.

Dia mengatakan, harapannya agar program-program PLN dapat bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat sehari-hari. Pasalnya, selama masa reses, salah satu yang menjadi harapan utama masyarakat adalah adanya program yang mampu mendukung kegiatan pertanian dan ketahanan pangan.

"Program ini sangat penting karena berkaitan langsung dengan kebutuhan masyarakat, terutama di sektor pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi di daerah," ujarnya.

Baca juga: Biomassa jadi pilar ekonomi kerakyatan di NTB

Menurutnya penyediaan listrik untuk pengairan petani yang memadai untuk menunjang kegiatan pertanian sangat diperlukan, utamanya dalam pengolahan lahan dan pengairan tanaman.

"Dengan adanya inovasi dalam pemanfaatan listrik di sektor pertanian, diharapkan produktivitas petani dapat meningkat secara signifikan," ucap mantan Wakil Ketua DPRD NTB itu.

Sementara itu dalam konteks kesiapan bencana, Abdul Hadi mengajak PLN untuk memperkuat infrastruktur dan sistem kelistrikan agar dapat tetap berfungsi saat bencana terjadi.

"Kesiapan dalam menghadapi bencana sangat penting, terutama di daerah-daerah rawan bencana alam. PLN harus berperan aktif dalam memastikan listrik tetap mengalir agar masyarakat tidak terputus dari kebutuhan dasar," tegasnya.

Selain itu, yang juga tidak kalah penting, kata Abdul Hadi adalah ada daerah-daerah yang masih mengalami ketiadaan listrik di Pulau Lombok.

Baca juga: Sampah di NTB dimanfaatkan jadi energi terbarukan

Untuk itu, ia berharap pada PLN dapat memberikan perhatian lebih terhadap wilayah-wilayah yang belum teraliri listrik, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang hidup dalam kegelapan.

"Akses listrik adalah hak dasar bagi setiap warga negara. Makanya, saya berharap PLN dapat berkomitmen untuk mengatasi masalah ini dengan cepat," katanya.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi produksi padi di NTB pada Januari-April 2025 mencapai 907,63 ribu ton gabah kering giling (GKG).

Produksi padi diperkirakan mengalami peningkatan sekitar 276,57 ribu ton GKG atau sebesar 43,83 persen dibandingkan tahun 2024 yaitu sebesar 631,06 ribu ton GKG.

Baca juga: PLTU Sambelia FTP 2 Siap Tingkatkan Keandalan Listrik dan Ekonomi NTB

Kepala BPS NTB, Wahyudin mengatakan, pada Januari 2025, produksi padi diperkirakan sebesar 30,84 ribu ton GKG. Kemudian potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2025 di NTB mencapai 876,79 ribu ton GKG.

"Dengan demikian, total potensi produksi padi pada Subround Januari-April 2025 diperkirakan mencapai 907,63 ribu ton GKG," katanya.

Ia menyebut luas panen padi pada Januari 2025 mencapai 5,56 ribu hektare. Sedangkan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2025 diperkirakan seluas 161,52 ribu hektare, sehingga total luas panen padi pada Subround Januari-April 2025 diperkirakan mencapai 167,08 ribu hektare.

"Angkanya diperkirakan mengalami peningkatan sekitar 48,04 ribu hektare atau 40,35 persen dibandingkan luas panen padi pada Subround Januari-April 2024 sebesar 119,04 ribu hektare," katanya.

Jika produksi padi dikonversikan ke beras, maka pada Januari 2025, produksi beras di NTB diperkirakan sebanyak 17,57 ribu ton. Sedangkan potensi produksi beras sepanjang Februari hingga April 2025 ialah sebesar 499,38 ribu ton, tambahnya.

Baca juga: Pj Gubernur ajak perusahaan Korsel kembangan energi hijau di NTB


Pewarta : Nur Imansyah
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2025