Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebutkan hingga saat ini air sumur di wilayah Kota Mataram yang terdampak banjir masih tercemar bakteri E. coli (Escherichia coli).

Kepala Dinkes Kota Mataram Emirald Isfihan di Mataram, Jumat, mengatakan hasil pemeriksaan tim puskesmas secara berkala terhadap kualitas air, terutama air sumur gali dan sumur bor, pada sejumlah titik wilayah terdampak banjir masih mengandung bakteri E.coli.

"Karena itu untuk sementara warga yang terdampak banjir dan masih menggunakan air sumur sebaiknya tidak digunakan untuk masak," katanya.

Namun kalau air sumur hanya digunakan untuk kebutuhan cuci dan mandi, kata dia, kualitas air sumur masih aman asalkan tidak digunakan untuk aktivitas memasak.

Baca juga: Banjir Mataram jadi momentum siapkan konsep pembangunan tahan bencana

Ia mengatakan proses pengecekan air sumur warga pasca-banjir terus dilakukan secara berkala dengan pengambilan sampel hingga hasil pemeriksaan laboratorium menyebutkan kualitas air berada sesuai baku mutu atau bisa digunakan untuk memasak.

"Jadi kami belum bisa pastikan sampai kapan pemeriksaan akan dilakukan sambil dilakukan intervensi," katanya.

Petugas dari puskesmas yang datang melakukan pengujian terhadap kualitas air sumur warga, kata dia, juga sudah memberikan obat-obatan sebagai bentuk intervensi untuk mempercepat proses menghilangkan bakteri E.coli.

Baca juga: Dinsos siapkan 1.000 paket pangan bagi korban banjir di Mataram

Menurutnya, pencemaran bakteri E.coli pada sumur warga terdampak banjir dipicu karena air banjir yang masuk ke perumahan warga otomatis sudah bercampur E.coli bahkan kotoran manusia, sehingga terjadi pencemaran bersifat biologis, yang kemudian diserap tanah masuk ke dalam sumur.

Beberapa wilayah yang menjadi pengambilan sampel uji laboratorium terhadap sumur warga antara lain di Kecamatan Sekarbela dan Kecamatan Cakranegara.

Namun demikian, lanjut Emirald, pencemaran itu terjadi khusus untuk warga yang masih menggunakan sumur galian dan sumur bor, sedangkan yang menggunakan air dari PT Air Minum (PAM) masih tetap bersih dan bebas bakteri.

"Karena itu kami mengimbau masyarakat yang terdampak banjir agar menggunakan air bersih dari PAM untuk aktivitas memasak," katanya.

Baca juga: Kerusakan tanggul di Mataram akibat banjir butuh Rp7 Miliar untuk pemulihan
Baca juga: Dukcapil usulkan 20.000 keping blangko KTP untuk korban banjir di Mataram
Baca juga: Pemkot Mataram tetapkan status transisi darurat ke pemulihan pasca-banjir
Baca juga: Dukcapil Mataram buka layanan adminduk bagi warga terdampak banjir
Baca juga: Perbaikan jembatan rusak akibat banjir di Mataram siap ditender


Pewarta : Nirkomala
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025