Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) membangun 27 unit hunian sementara (huntara) bagi warga lingkungan Bugis, Kelurahan Bintaro Ampenan, untuk memberikan tempat tinggal yang aman bagi nelayan terdampak abrasi.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Mataram Lalu Alwan Basri di Mataram, Jumat, mengatakan pembangunan huntara tahap dua itu sedang dalam proses dan ditargetkan bisa segera ditempati.

"Sebanyak 27 unit huntara tersebut bisa ditempati untuk 27 kepala keluarga (KK) dari lingkungan Bugis, yang terdampak abrasi," katanya.

Baca juga: Sebanyak 14 unit huntara korban banjir Mataram segera ditempati

Menurutnya, huntara yang dibangun saat ini merupakan blok kedua dengan anggaran Rp300 juta, sedangkan satu blok sebelumnya sudah ditempati dan berada pada satu lokasi dengan huntara Pelangi, dan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Bintaro.

Areal pembangunan huntara sebelumnya digunakan untuk menampung warga yang terdampak penggusuran di Pondok Perasi, sehingga penempatan warga terdampak abrasi dan warga terdampak relokasi berada di satu area yang terpusat.

Baca juga: Sebanyak 41 unit huntara dibangun untuk korban banjir di Mataram

Sebelumnya Pemerintah Kota Mataram membangun 20 unit huntara sesuai dengan data dari kelurahan dan kecamatan terhadap warga yang terdampak penggusuran di Pondok Perasi.

Dari jumlah tersebut, 15 unit diperuntukkan bagi warga Pondok Perasi, sementara 5 unit sisanya digunakan untuk warga huntara Pelangi.

Dalam perencananya, warga di huntara Pelangi akan dipindahkan, karena kawasan di bagian utara sedang disiapkan oleh pemerintah kota untuk proyek pembangunan pasar ikan bersih.

Sekda mengatakan kendati pembangunan huntara menjadi solusi cepat dan darurat, Pemerintah Kota Mataram menyadari itu bukanlah jawaban jangka panjang.

Baca juga: Sebanyak 30 unit huntara dibanbgun untuk korban banjir di Mataram

Sebab, program jangka panjang penanganan abrasi pantai telah di konsep adalah membangun tanggul pantai permanen serta pemecah gelombang di sepanjang 9 kilometer kawasan pantai Kota Mataram.

"Kami berharap rencana itu bisa segera terealisasi, khususnya di lingkungan Bugis, sebagai upaya jangka panjang melindungi pemukiman warga dari abrasi," katanya.

Ia mengatakan pembangunan tanggul permanen dinilai sebagai solusi yang paling efektif untuk menghentikan pengikisan garis pantai dan melindungi warga dari ancaman gelombang pasang.

Dengan kombinasi solusi jangka pendek berupa huntara dan solusi jangka panjang berupa tanggul, Pemerintah Kota Mataram berupaya memberikan rasa aman dan jaminan tempat tinggal yang layak bagi warga pesisir yang terus dilanda kecemasan akibat abrasi.

"Insya Allah, setelah ada huntara dan tanggul, masyarakat di pesisir bisa tinggal lebih nyaman dan aman dari ancaman gelombang pasang," katanya.

Baca juga: Pemkot Mataram serahkan 20 unit huntara ke nelayan Bintoro
Baca juga: Dinsos hentikan dapur umum di pengungsian nelayan Mataram


Pewarta : Nirkomala
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025