Mataram, 9/9 (ANTARA) - Dua jenazah korban kecelakaan pesawat Nomad milik TNI AL yang jatuh di Bulungan, Kalimantan Timur, Senin (7/9) lalu, masing-masing Fikri (30) dan Srihardi (35), tiba di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kedua jenazah itu dipulangkan TNI AL ke kampung halamannya di Pulau Lombok, menggunakan pesawat komersil Batavia Air dari Tarakan via Surabaya dan tiba di Bandara Selaparang Mataram, Rabu pukul 22.10 Wita.
Kedua korban tewas dalam kecelakaan Nomad itu merupakan warga sipil yang menumpangi pesawat intai maritim Nomad TNI Angkatan Laut yang jatuh dalam perjalanan dari Long Bawan di Kabupaten Nunukan ke Bandar Udara Juwata, Tarakan pada pukul 11.11 Wita.
Pesawat dengan jenis Nomad tipe N.24 dengan nomor registrasi P.837 itu seharusnya sudah mendarat di Kota Tarakan sekitar pukul 14.30, namun pesawat dengan rute Tarakan-Long Apung itu kehilangan kontak pada 14.24 WITA.
Versi TNI AL, tempat kejadian jatuhnya pesawat di Sekatak Bengara Sungai Sukun Mentadau RT 03 Kabupaten Bulungan. Pesawat jatuh pada posisi terbalik.
Fikri meninggalkan istrinya Kusmalayanti (28) dan seorang putranya yang baru berusia tujuh tahun yang berdomisili di Desa Pringgasela, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Fikri merupakan anak dari pasangan H. Munzir dan Siti Amirah.
Sementara Srihardi meninggalkan istrinya, Sriwahida (30) yang berdomisili di Dusun Kebun Daya, Masbagik, Kabupaten Lombok Timur. Srihardi merupakan anak dari pasangan Masud dan Sudarni.
Perwira Operasional (Paops) Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Mataram, Mayor (Laut) Ali, yang ikut menjemput kedua jenazah itu di Bandara Selaparang Mataram, mengatakan, pihaknya langsung menyerahkan kedua jenazah itu kepada sanak keluarga di Lombok Timur.
Kedua jenazah itu dibawa dari Bandara Selaparang Mataram menggunakan ambulans milik Pemerintah Provinsi NTB.
"Kami jemput dan serahkan kepada sanak keluarganya. Kami pun akan memberikan bantuan duka sebagai wujud perhatian kami kepada sanak keluarga korban," ujarnya.
Mayor Ali juga menginformasikan bahwa salah seorang korban kecelakaan Nomad yang sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) Angkatan Laut (AL) Tarakan yakni Muhib (34) telah menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu (9/9) pukul 16.00 waktu setempat.
Diperkirakan, Kamis (10/9) jenazah Muhib yang juga berasal dari Kabupaten Lombok Timur NTB itu dipulangkan ke kampung halamannya.
"Diantara korban tewas dari kalangan warga sipil itu merupakan baian dari keluarga besar TNI AL," ujarnya.
Sementara itu, sanak keluarga Fikri dan Srihadi yang ikut menjemput kedua jenazah korban kecelakaan Nomad itu mengaku, kedua jenazah itu akan dikuburkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pringgasela dan Masbagik. (*)
Kedua jenazah itu dipulangkan TNI AL ke kampung halamannya di Pulau Lombok, menggunakan pesawat komersil Batavia Air dari Tarakan via Surabaya dan tiba di Bandara Selaparang Mataram, Rabu pukul 22.10 Wita.
Kedua korban tewas dalam kecelakaan Nomad itu merupakan warga sipil yang menumpangi pesawat intai maritim Nomad TNI Angkatan Laut yang jatuh dalam perjalanan dari Long Bawan di Kabupaten Nunukan ke Bandar Udara Juwata, Tarakan pada pukul 11.11 Wita.
Pesawat dengan jenis Nomad tipe N.24 dengan nomor registrasi P.837 itu seharusnya sudah mendarat di Kota Tarakan sekitar pukul 14.30, namun pesawat dengan rute Tarakan-Long Apung itu kehilangan kontak pada 14.24 WITA.
Versi TNI AL, tempat kejadian jatuhnya pesawat di Sekatak Bengara Sungai Sukun Mentadau RT 03 Kabupaten Bulungan. Pesawat jatuh pada posisi terbalik.
Fikri meninggalkan istrinya Kusmalayanti (28) dan seorang putranya yang baru berusia tujuh tahun yang berdomisili di Desa Pringgasela, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Fikri merupakan anak dari pasangan H. Munzir dan Siti Amirah.
Sementara Srihardi meninggalkan istrinya, Sriwahida (30) yang berdomisili di Dusun Kebun Daya, Masbagik, Kabupaten Lombok Timur. Srihardi merupakan anak dari pasangan Masud dan Sudarni.
Perwira Operasional (Paops) Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Mataram, Mayor (Laut) Ali, yang ikut menjemput kedua jenazah itu di Bandara Selaparang Mataram, mengatakan, pihaknya langsung menyerahkan kedua jenazah itu kepada sanak keluarga di Lombok Timur.
Kedua jenazah itu dibawa dari Bandara Selaparang Mataram menggunakan ambulans milik Pemerintah Provinsi NTB.
"Kami jemput dan serahkan kepada sanak keluarganya. Kami pun akan memberikan bantuan duka sebagai wujud perhatian kami kepada sanak keluarga korban," ujarnya.
Mayor Ali juga menginformasikan bahwa salah seorang korban kecelakaan Nomad yang sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) Angkatan Laut (AL) Tarakan yakni Muhib (34) telah menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu (9/9) pukul 16.00 waktu setempat.
Diperkirakan, Kamis (10/9) jenazah Muhib yang juga berasal dari Kabupaten Lombok Timur NTB itu dipulangkan ke kampung halamannya.
"Diantara korban tewas dari kalangan warga sipil itu merupakan baian dari keluarga besar TNI AL," ujarnya.
Sementara itu, sanak keluarga Fikri dan Srihadi yang ikut menjemput kedua jenazah korban kecelakaan Nomad itu mengaku, kedua jenazah itu akan dikuburkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pringgasela dan Masbagik. (*)