Mataram (ANTARA) - Perum Bulog Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini menyimpan sebanyak 167.644 ton beras yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat selama dua tahun ke depan.

Pimpinan Wilayah Bulog NTB Mara Kamin Siregar mengatakan stok beras sebanyak itu juga diperuntukkan menghadapi momentum Natal dan Tahun Baru 2026 serta kebutuhan hingga akhir tahun.

"Stok beras untuk kebutuhan Provinsi NTB berada dalam kondisi aman dan sangat mencukupi hingga tahun depan," kata Mara di Mataram, Jumat.

"Dengan kesiapan stok dan sistem distribusi yang terjaga, masyarakat tidak perlu khawatir. Kami berkomitmen menjaga ketersediaan dan keterjangkauan beras," katanya, menambahkan. 

Bulog NTB memperkuat beberapa langkah strategis untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi beras melalui penguatan cadangan, percepatan distribusi, dan stabilisasi harga.

Upaya itu dilakukan dengan mempercepat penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang hingga kini telah terealisasi sebanyak 16.301 ton melalui pasar tradisional, ritel modern, dan distributor resmi.

"Kami juga mendistribusikan beras SPHP melalui berbagai kanal penjualan yang bekerja sama dengan Bulog, termasuk percepatan penyelesaian bantuan pangan," kata Mara.

Lebih lanjut ia menegaskan percepatan pendistribusian SPHP menjadi langkah penting untuk menjaga harga beras tetap terkendali menjelang Natal dan Tahun Baru. Libur panjang dari akhir tahun hingga awal tahun biasanya akan meningkatkan konsumsi masyarakat.

Baca juga: Stok beras di NTB aman, 167,64 juta kilogram tersimpan di gudang Bulog

Ia mengatakan perseroan terus memperkuat pasokan dan memastikan ketersediaan beras SPHP di seluruh pasar dan jalur distribusi resmi.

Dalam menjaga stabilitas harga, Bulog NTB juga memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah, satuan tugas pangan, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya.

Baca juga: Wabup Bima pastikan penyaluran CPP 48.141 penerima tepat sasaran

Sinergi itu diperlukan untuk memastikan pengawasan berjalan optimal, termasuk mencegah spekulasi harga dan penimbunan yang dapat merugikan masyarakat.

"Koordinasi juga dilakukan agar distribusi beras SPHP berjalan lancar dan merata, serta dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Kami mengawal ketersediaan beras di seluruh kabupaten/kota, terutama di wilayah rawan fluktuasi harga," kata Mara.

Langkah penguatan cadangan sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas ketahanan pangan di NTB juga disiapkan untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem maupun gangguan logistik pada periode Desember 2025 sampai Januari 2026.


Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2025