Bima (ANTARA) - Banjir yang melanda tiga kecamatan di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, pada Kamis sore, berdampak pada lebih dari 200 jiwa, merendam puluhan rumah, memutus akses jalan provinsi, dan menelan korban jiwa setelah seorang anak bernama Muhamad Ikbal alias Gito (11) asal Desa Kananga, Kecamatan Bolo, yang sempat dilaporkan hanyut akhirnya ditemukan meninggal dunia.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bima, H. Isyrah, melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik M. Nurul Huda, mengatakan hujan sedang hingga lebat yang terjadi selama lebih dari dua jam memicu luapan air sungai, embung, serta drainase di tiga kecamatan tersebut.
"Hujan intensitas tinggi memicu peningkatan debit air dari kawasan perbukitan dan aliran sungai. Dampaknya cukup luas dan kami telah menerjunkan tim untuk kaji cepat serta penanganan darurat," ujarnya kepada ANTARA, Kamis malam.
Baca juga: Pemkab Bima tetapkan status darurat bencana selama 14 hari
Banjir Kali ini melanda dua desa di Kecamatan Monta. Di Desa Tolouwi, air kiriman dari perbukitan membuat Sungai dan Embung So Nae meluap hingga menggenangi permukiman setinggi 10-30 sentimeter.
Ia menjelaskan, sebanyak 53 rumah atau 53 KK (172 jiwa) terdampak, termasuk satu unit PAUD Nur Nabila.
"Alhamdulillah banjir sudah surut dan warga mulai membersihkan lumpur, sementara pendataan lahan pertanian masih berjalan," kata Huda.
Di Desa Simpasai, banjir menggenangi jalan provinsi lintas Tente-Karumbu sepanjang 180 meter dengan ketinggian 10-70 sentimeter sehingga arus lalu lintas sempat lumpuh.
"Saat ini genangan mulai surut dan kendaraan sudah bisa melintas secara terbatas," tambahnya.
Baca juga: Status siaga ditetapkan, Bima bersiap hadapi cuaca ekstrem
Di Kecamatan Bolo terjadi di Desa Kananga, debit air sungai meningkat hingga 2-5 meter.
"Derasnya arus menyeret seorang anak bernama Muhamad Ikbal alias Gito (11) saat mandi di aliran banjir," jelas Huda.
Tim SAR gabungan melakukan pencarian sejak sore hingga akhirnya menemukan korban dalam kondisi meninggal dunia.
"Korban ditemukan tidak jauh dari lokasi hanyut, dan proses evakuasi berjalan lancar," bebernya.
Baca juga: Lansia hilang terseret banjir ditemukan tewas di Perairan Sai Bima
Sementara di Kecamatan Madapangga, lanjut Huda, terjadi di Desa Dena, luapan air kiriman dari Desa Ndano menggenangi permukiman dengan ketinggian 10-30 sentimeter.
"Sebanyak 35 rumah atau 35 KK (112 jiwa) terdampak,sementara pendataan kerusakan lahan pertanian masih berlangsung," paparnya.
BPBD mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem.
"Kami mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya yang tinggal di bantaran sungai dan daerah rawan. Jika melihat tanda bahaya, segera laporkan ke BPBD atau aparat setempat," imbuh Huda.
Ia menambahkan, kebutuhan mendesak meliputi bantuan tanggap darurat serta logistik dan peralatan untuk mendukung penanganan masyarakat terdampak.
Baca juga: Ketika air turun tanpa peringatan
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB: Banjir dan ujian mitigasi di tanah Bima-Dompu