Mataram (ANTARA) - Perayaan HUT ke-88 Perum LKBN ANTARA di Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi penanda penting tentang peran jurnalisme negara di daerah. 

Momentum tersebut bukan semata perayaan usia, melainkan ruang refleksi atas fungsi strategis ANTARA NTB dalam menjaga ingatan kolektif masyarakat dan mengawal proses pembangunan daerah.

Di tengah arus informasi digital yang serba cepat, peran kantor berita nasional di daerah kerap direduksi hanya sebagai penyampai kabar ke pusat. 

Padahal, bagi wilayah seperti Nusa Tenggara Barat yang terbentang dari Lombok hingga Sumbawa, dengan kondisi geografis dan sosial yang kompleks, fungsi ANTARA jauh melampaui itu. 

ANTARA NTB hadir sebagai simpul yang menghubungkan peristiwa, kebijakan, dan kepentingan publik dalam satu narasi yang berkelanjutan.

Sejak membuka biro pada awal 1970-an, ANTARA NTB telah bertransformasi menjadi arsip hidup daerah. Ribuan berita yang diproduksi setiap tahun bukan sekadar laporan harian, tetapi potongan memori yang kelak menjadi rujukan sejarah. 

Isu pembangunan manusia, ekonomi, politik, budaya, dan lingkungan saling terhubung membentuk gambaran utuh tentang NTB yang terus bergerak. Dalam konteks ini, jurnalisme berfungsi menjaga kontinuitas ingatan publik agar pembangunan tidak berjalan tanpa refleksi.

Pameran foto jurnalistik yang digelar dalam rangka HUT ke-88 mempertegas peran tersebut. Foto-foto itu merekam peristiwa penting yang sering kali berlalu cepat di linimasa media sosial. 

Konflik sosial, tradisi budaya, event olahraga internasional, hingga dinamika kebijakan publik dihadirkan sebagai kesaksian visual yang bertanggung jawab. 

Arsip visual ini memiliki nilai strategis bagi pelayanan publik karena menyediakan rekaman yang dapat dipercaya untuk membaca ulang kebijakan dan menilai dampaknya.

Peluncuran buku Dari Api ke Aksara semakin menegaskan dimensi reflektif jurnalisme ANTARA NTB. Tajuk rencana yang dihimpun dalam buku tersebut menunjukkan bahwa jurnalisme tidak berhenti pada pelaporan peristiwa, tetapi juga membaca makna di baliknya. 

Api melambangkan peristiwa yang memicu emosi publik, sementara aksara adalah upaya menyalurkan kegelisahan itu ke dalam analisis yang jernih dan bertanggung jawab.

Di tengah ekosistem media yang semakin dangkal, tajuk rencana sering tersisih. Namun, pengalaman ANTARA NTB membuktikan bahwa publik tetap membutuhkan ruang refleksi.

Tajuk berfungsi sebagai jembatan antara fakta dan kebijakan, membantu masyarakat memahami konteks, sekaligus memberi arah bagi pengambil keputusan. Tajuk tidak menghakimi, tetapi mengajak berpikir.

Meski demikian, tantangan ke depan tidak ringan. Persebaran wilayah yang luas, tuntutan konten multimedia, dan tekanan algoritma menuntut adaptasi berkelanjutan. 

Transformasi digital, penguatan kapasitas sumber daya manusia, serta diversifikasi produk jurnalistik menjadi keharusan. Di saat yang sama, prinsip akurasi, keberimbangan, dan kepentingan publik tidak boleh ditawar.

Ke depan, ANTARA NTB perlu memperkuat liputan berbasis data, memperluas jurnalisme solusi, serta meningkatkan literasi media publik. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga mitra kritis dalam proses pembangunan.

Pada akhirnya, ANTARA NTB membuktikan bahwa berita bukan sekadar kumpulan kata dan gambar. Ia adalah pengikat ingatan, instrumen perubahan, dan penuntun arah. 

Di antara peristiwa dan ingatan, jurnalisme yang bertanggung jawab akan selalu menemukan relevansinya.

Baca juga: ANTARA NTB gelar tasyakuran HUT ke-88, pameran foto dan peluncuran buku
Baca juga: ANTARA NTB gelar pameran foto dan peluncuran buku tajuk peringati HUT ke-88
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Menguatkan Lombok Sumbawa di peta budaya
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Koruptor: Orang berilmu yang serakah
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Mandalika di bawah ancaman tambang liar
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Korupsi PPJ dan krisis tata kelola di Lombok Tengah
Baca juga: Tajuk ANTARA NTB - Bara yang meletup di lintas Bima-Sumbawa


Pewarta : Abdul Hakim
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025