Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, memprioritaskan pembentukan Desa/kelurahan Tangguh Bencana (Destana) pada kelurahan yang di wilayahnya memiliki daerah aliran sungai (DAS).

Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Akhmad Muzaki di Mataram, Rabu, mengatakan, pembentukan Destana di kelurahan DAS dimaksudkan untuk membentuk masyarakat yang mampu beradaptasi dan pulih dengan cepat dari dampak bencana seperti banjir, longsor, atau cuaca ekstrem.

"Pembentukan Destana diharapkan mampu menciptakan masyarakat mandiri dan berdaya menghadapi ancaman bencana," katanya.

Ia mengatakan, kelurahan yang memiliki DAS menjadi prioritas pembentukan Destana setelah ditetapkan dua kecamatan tangguh bencana (Kencana) yakni Kecamatan Ampenan dan Kecamatan Sekarbela, yang memiliki wilayah pesisir pantai dan sudah diawali dengan pembentukan Destana pada delapan kelurahan.

Baca juga: Peran relawan Destana di Mataram diperkuait untuk pantau wilayah pesisir

Sementara untuk membentuk Kencana di empat kecamatan lainnya di Kota Mataram, perlu dilakukan pembentukan Destana sebagai tahap awal setelah adanya Keluarga Tangguh Bencana (Katana).

"Setelah Destana di empat kecamatan terbentuk, barulah kami bisa usulkan untuk pembentukan Kencana," katanya.

Terkait dengan itu, katanya, untuk mendukung pembentukan Kencana di setiap kecamatan, BPBD Kota Mataram mendorong empat kecamatan lain yakni Kecamatan Selaparang, Mataram, Cakranegara, dan Sandubaya, menetapkan minimal lima kelurahan di wilayah mereka untuk membentuk Destana terutama kelurahan yang memiliki DAS.

Dikatakan, masing-masing kelurahan memiliki karakter dan potensi bencana sendiri, sehingga haris dicermati dan didata ulang oleh aparat kelurahan.

Baca juga: BPBD bentuk Destana di 50 kelurahan se-Kota Mataram

Kemudian kelurahan harus membuat peta bencana, simulasi bencana serta upaya-upaya pencegahan dan penanganan bencana.

"Jika semua itu sudah disiapkan, barulah sebuah kelurahan bisa ditetapkan sebagai kelurahan/desa tangguh bencana atau Destana," katanya.

Selain itu, kecamatan dan kelurahan sama-sama berinisiatif, berinovasi, dan berkreativitas melakukan berbagai upaya mitigasi dan edukasi bencana kepada warga sekitar.

Sehingga tercipta ketangguhan dan kemandirian masyarakat dalam menghadapi, mengurangi dampak, serta memulihkan diri dari ancaman bencana banjir melalui pemberdayaan sumber daya lokal.

Selain itu perencanaan aksi, sistem peringatan dini, dan partisipasi aktif masyarakat juga bisa terbentuk sehingga korban jiwa dan kerugian materi dapat diminimalkan.

"Pembentukan Destana dapat mengurangi risiko ketika bencana terjadi," katanya.

Baca juga: Sebanyak 240 relawan Destana dilibatkan rawat pohon di pesisir Mataram
Baca juga: Destana sukseskan Hari Kesiapsiagaan Bencana 2025 di Mataram


Pewarta : Nirkomala
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025