Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), mengimbau warga meningkatkan kewaspadaan terkait potensi bibit siklon tropis di sejumlah daerah, termasuk NTB, namun masyarakat diharapkan tidak panik.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kota Mataram Ahmad Muzaki di Mataram, Selasa, mengatakan panik yang berlebihan bisa berdampak negatif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.
"Masyarakat tetap tenang sambil meningkatkan kewaspadaan," katanya.
Untuk menghindari kepanikan, lanjutnya, masyarakat hendaknya mencari informasi cuaca dan potensi bencana dari situs-situs resmi, terutama dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Jangan sampai mengutip situs yang belum pasti dan banyak berpotensi menyebar hoaks, sehingga bisa merugikan diri sendiri dan orang lain," katanya.
Baca juga: Potensi bibit siklon tropis 93S muncul di perairan NTB
Hal tersebut disampaikan menyikapi peringatan dari BMKG terkait potensi tumbuhnya bibit siklon atau siklon tropis di perairan selatan Indonesia hingga Nusa Tenggara Timur, Laut Arafura, dan perairan selatan Papua.
Wilayah yang perlu waspada terhadap dampak langsung maupun tidak langsung meliputi Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Bali, NTB, NTT, Maluku, serta Papua Selatan dan Tengah.
Untuk di NTB, katanya Muzaki, berdasarkan keterangan dari BMKG Kota Mataram masih masuk kategori sedang atau awas.
Namun perubahan siklus tersebut berpengaruh pada angin selatan sehingga Mataram diprediksi terjadi hujan lebat disertai angin kencang hingga sedang.
Baca juga: Bibit Siklon Tropis 97S tingkatkan cuaca ekstrem di NTB
Terkait dengan kondisi itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat yang akan melakukan aktivitas di pelayanan dapat waspada dan melihat kondisi perubahan cuaca.
Apalagi ketinggian gelombang di Selat Lombok mencapai 1,5 meter hingga 2,5 meter. "Kalau kondisi saat ini di perairan Kota Mataram, ketinggian gelombang di masih normal yakni 1,25 meter," katanya.
Dengan ketinggian gelombang tersebut, kata dia, aktivitas di perairan Kota Mataram masih normal dan nelayan bisa melaut seperti biasa. "Tapi harus tetap waspada dan menjaga keselamatan," katanya.
Di sisi lain Muzaki juga mengimbau masyarakat agar melakukan mitigasi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan gelombang pasang akibat cuaca ekstrem.
Mulai saat ini masyarakat bersama aparat kecamatan, kelurahan, hingga lingkungan, kata dia, harus aktif melakukan pembersihan saluran, drainase, dan sungai agar bisa berfungsi maksimal.
"Masyarakat kami harapkan juga untuk tidak membuang sampah di saluran dan sungai yang dapat memicu banjir akibat aliran air terhambat sampah," katanya.
Baca juga: Warga NTB diimbau waspadai banjir rob imbas supermoon
Baca juga: Siklon tropis dan gelombang atmosfer picu angin kencang di NTB
