Bibit Siklon Tropis 97S tingkatkan cuaca ekstrem di NTB

id bmkg,cuaca ekstrem,bibit siklon tropis,siklon tropis 97s,bencana hidrometeorologi,waspada banjir,nusa tenggara barat,bmk

Bibit Siklon Tropis 97S tingkatkan cuaca ekstrem di NTB

Ilustrasi: Sejumlah pengendara sepeda motor menerobos banjir yang merendam jalan Tgh Moh. Rafil Hamdani, Kelurahan Karang Pule, Kota Mataram, NTB. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/foc.

Mataram (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan kemunculan Bibit Siklon Tropis 97S di Perairan Samudera Hindia sebelah barat daya Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem berupa hujan lebat, angin, kencang, dan gelombang tinggi.

"Kami imbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi NTB Satria Topan Primadi dalam laporan di Mataram, Jumat.

Satria menuturkan Bibit Siklon 97S memiliki kecepatan angin maksimum 15 knot dengan tekanan minimum 1.009 hPa, serta belum menunjukkan penguatan signifikan berdasarkan analisis atmosfer terbaru per Jumat pagi waktu setempat.

BMKG memprakirakan pola sirkulasi bibit siklon bergerak ke arah timur dalam 24 jam mendatang, kemudian berpeluang melemah dalam 48 hingga 72 jam dengan pergerakan menuju selatan Rote dan Timor di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca juga: Empat pemicu curah hujan tinggi di NTB

Kondisi atmosfer yang tidak stabil, lanjut dia, meningkatkan pembentukan awan konvektif dan berpotensi memicu hujan sedang hingga sangat lebat, disertai petir serta angin kencang di berbagai wilayah kabupaten/kota di NTB.

"Wilayah terdampak meliputi Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, Kabupaten Bima, serta Kota Bima dalam periode 24 jam mendatang," ujar Satria.

Baca juga: Warga NTB diminta waspadai curah hujan tinggi sepekan ke depan

Lebih lanjut dia mengungkapkan gelombang setinggi 1,25 meter hingga 2,5 meter berpotensi terjadi Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan, Selat Sape, serta Samudera Hindia bagian selatan NTB, hingga 16 November 2025.

BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir, tanah longsor, angin kencang, petir, pohon tumbang, dan banjir rob, serta mengamankan lingkungan sekitar untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi.

"Kami meminta pemerintah daerah memperkuat langkah mitigasi melalui pengecekan drainase, penyuluhan kebencanaan, serta koordinasi lintas instansi dalam mengantisipasi dampak lanjutan cuaca ekstrem di wilayah NTB," ujar Satria.

Baca juga: Dampak cuaca ekstrem di Lombok Tengah telah ditangani
Baca juga: Warga NTB diimbau waspadai banjir rob imbas supermoon
Baca juga: NTB kini sudah masuk periode pancaroba

Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.