Mataram (ANTARA) - Fenomena supermoon yang terjadi saat bulan berada dalam posisi terdekat dengan bumi mempengaruhi ketinggian muka air laut dan berpotensi menimbulkan banjir rob pada kawasan pesisir di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG NTB Satria Topan Primadi mengatakan banjir rob berpotensi terjadi pada 3-12 November 2025.
"Pasang maksimum di Lembar (Kabupaten Lombok Barat) lebih dari 1,7 meter. Waktu pasang pukul 21.00 sampai 02.00 WITA," ujarnya di Mataram, Senin.
Baca juga: Warga pesisir NTB diingatkan waspadai potensi banjir rob
Sedangkan pasang maksimum di Sape (Kabupaten Bima) juga lebih dari 1,7 meter dengan waktu pasang berlangsung mulai pukul 21.00 hingga 05.00 WITA.
Wilayah pesisir yang berpotensi terdampak banjir rob, antara lain Ampenan, Sekarbela, Lembar, Labuhan Lombok, Labuhan Badas, dan Asakota Bima. Banjir rob tersebut bisa menimbulkan genangan di kawasan pelabuhan, pesisir rendah, serta pemukiman yang berdekatan dengan garis pantai.
Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi kepulauan yang terdiri atas dua pulau besar berupa Lombok dan Sumbawa, serta 401 pulau kecil. Sebanyak 292 desa atau sekitar 25 persen dari total 1.166 desa/kelurahan berbatasan langsung dengan laut.
Baca juga: Waspada!! Gelombang tinggi lebih dari dua meter di perairan selatan NTB
Fenomena supermoon terjadi saat bulan berada pada titik terdekat dengan bumi yang bertepatan fase bulan purnama. Kondisi itu membuat bulan tampak lebih besar dan lebih terang dibanding purnama biasa.
Fase purnama terjadi pada 7 November 2025 pukul 17.55 WIB atau 18.55 waktu Nusa Tenggara Barat. Posisi terdekat bulan dengan bumi terjadi pada 8 November 2025 pukul 19.35 WIB dengan jarak 359.819 kilometer dari bumi.
Selain faktor gravitasi bulan, faktor cuaca turut memperkuat potensi banjir rob. BMKG melaporkan NTB saat ini sudah memasuki musim hujan, sehingga curah hujan tinggi berpotensi memperparah genangan air pada wilayah pesisir dan daerah rendah.
Baca juga: Fenomena 'supermoon' pengaruhi perilaku hewan liar, kata Guru Besar Unram
Dinamika atmosfer akibat aktivitas Siklon Tropis Kalmaegi di Samudera Pasifik utara Papua dan sirkulasi siklonik di Vietnam bagian timur mempengaruhi konvergensi udara di sekitar wilayah NTB. Suhu permukaan laut di perairan selatan yang berkisar 28–31 derajat Celcius juga meningkatkan pertumbuhan awan hujan.
BMKG mengimbau masyarakat pesisir untuk selalu waspada dengan mengamankan barang-barang penting, tidak beraktivitas terlalu dekat dengan garis pantai saat air pasang, dan memperhatikan jadwal pasang surut laut.
Baca juga: Awas!! Fenomena supermoon 16 November 2024 picu terjadi banjir rob
