Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, segera mengusulkan atraksi kesenian tradisional peresean masuk ke dalam program pemerintah pusat yaitu Kharisma Event Nusantara (KEN).

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Cahya Samudra di Mataram, Senin, mengatakan, selama ini Kota Mataram belum pernah mengusulkan kegiatan apa pun untuk bisa masuk ke dalam salah satu program Kementerian Pariwisata.

"Karena tahun depan, kami segera usulkan atraksi kesenian tradisional peresean agar bisa masuk dalam program KEN," katanya.

Peresean merupakan atraksi kesenian tradisional yang menampilkan pertarungan dua laki-laki atau disebut "pepadu" dengan menggunakan tongkat rotan dan perisai kulit kerbau sebagai tameng.

Peresean menjadi atraksi dari suku Sasak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan kini menjadi bagian dari daya tarik pariwisata daerah.

Baca juga: Atraksi peresean bakal jadi kalender bulanan pariwisata di Mataram

Menurutnya, pada tahun 2026, Pemerintah Provinsi NTB mengusulkan sebanyak delapan acara untuk bisa masuk ke dalam KEN yang berasal dari kabupaten/kota di NTB.

Delapan kegiatan  yang diajukan itu antara lain, Alunan Budaya Festival di Lombok Timur, Festival Sangian Api di Kabupaten Bima, Perang Topat di Lombok Barat, Gili Festival di Lombok Utara, Festival Rimpu Mantika di Kota Bima, Festival Lakey di Kabupaten Dompu, Festival Sukarare Begawe Jelo Nyensek di Lombok Tengah, dan Maulid Adat Bayan di Lombok Utara.

Dari delapan kegiatan yang diusulkan masuk KEN tersebut, belum ada yang menyasar peresean, sehingga Dinas Pariwisata Kota Mataram melihat peluang tersebut dan akan mencoba mengusulkan peresean masuk KEN tahun depan.

"Dari Kota Mataram, kami akan usulkan atraksi peresean di tahun 2026 agar tahun 2027 sudah resmi masuk KEN," katanya.

Baca juga: BRIDA NTB mendorong pembentukan standarisasi peresean dan joki cilik

Dikatakan, sebagai rintisan atraksi peresean masuk dalam KEN, Dispar Kota Mataram mulai mempromosikan peresean dengan rutin memberikan tontonan gratis peresean kepada masyarakat sekali sebulan atau pada minggu ketiga setiap bulan di Taman Loang Baloq.

Kegiatan itu digelar untuk mengangkat budaya dan melestarikannya, sekaligus bisa berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui geliat pelaku usaha mikro kecil mengah (UMKM) di sekitarnya dan Kota Mataram secara umum.

Cahya mengatakan, salah satu syarat agenda budaya masuk KEN yaitu dilaksanakan secara rutin sekitar dua atau tiga tahun dan dari kegiatan yang digelar memberikan dampak yang besar bagi masyarakat.

"Ada syarat-syarat yang memang harus dipenuhi untuk suatu event bisa masuk ke KEN. InsyaAllah, atraksi peresean bisa memenuhi syarat," katanya.

Baca juga: Atraksi peresean sambutan rutin wisatawan di Desa Sade Lombok Tengah
Baca juga: Festival peresean gerakan ekonomi warga di Lombok Tengah
Baca juga: Car free night digelar di Lombok Barat guna dongkrak ekonomi rakyat


Pewarta : Nirkomala
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2025