Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengatakan bahwa hasil pemeriksaan kesehatan jamaah calon haji asal Kota Mataram tahun 2026 tercatat sebanyak 614 calon haji sudah menjalani pemeriksaan istithaah dan dinyatakan sehat.
"Dari 868 calon haji asal Kota Mataram tahun 2026, sekitar 70 persen atau 614 calon haji sudah istithaah," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram dr H Emirald Isfihan, di Mataram, Senin.
Sementara sisanya, kata Emirald, ada yang masih menunggu kelengkapan administrasi untuk pemasukan data ke sistem, dan ada juga yang melakukan pemeriksaan selanjutnya.
Pada prinsipnya, petugas Dinkes di puskesmas akan tetap mendampingi jamaah hingga pelunasan biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) tahap selanjutnya.
Menurutnya, dari hasil pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sekitar 30 persen calon haji masuk kategori risiko tinggi (risti) ada yang masuk risti karena usia dan ada juga yang masuk risti karena penyakit komorbid.
Baca juga: Mataram dapat tambahan kuota haji 2026 sebanyak 278 orang
Untuk calon haji yang masuk kategori risti karena penyakit, pada prinsipnya petugas di puskesmas akan tetap memberikan pendampingan hingga mereka mendapatkan rekomendasi istithaah.
"Kecuali jika penyakit calon haji itu masuk kategori penyakit berat," katanya.
Penyakit berat itu di antaranya gagal fungsi organ vital (ginjal, jantung, hati), penyakit paru kronis dengan oksigen, gangguan saraf dan jiwa berat (stroke, epilepsi, demensia).
Di sisi lain, lanjut Emirald, tim di puskesmas aktif memberikan pendampingan kesehatan intensif kepada calon haji melalui 11 puskesmas untuk mendapatkan istithaah.
Baca juga: Calon haji asal Mataram diminta jujur sampaikan riwayat penyakit
Hal tersebut dimaksudkan untuk memastikan mereka memenuhi syarat istithaah kesehatan, mulai dari pemeriksaan dasar, rujukan ke rumah sakit jika perlu, pendampingan hingga mencapai istithaah, serta penanganan khusus penyakit kronis agar aman berangkat.
Layanan mencakup pemeriksaan fisik, mental (daya ingat), dan laboratorium, dengan tujuan deteksi dini dan penanganan optimal agar jamaah siap berangkat, bahkan ada pendampingan intensif jika ada penyakit serius yang bisa disembuhkan.
"Melalui layanan itu, diharapkan jamaah bisa mendapatkan rekomendasi istithaah sebagai dasar melunasi Bipih. Jika belum ada istithaah, jamaah tidak bisa melunasi Bipih," katanya.
Baca juga: Sebanyak 95 persen calon haji Mataram sudah serahkan paspor
Baca juga: Pelayanan pemeriksaan kesehatan calon haji di Mataram dimulai
Baca juga: SPPG Polda NTB gelar FGD dukung program makan bergizi gratis
Baca juga: Sebanyak 354 calon haji Mataram selesaikan pembuatan paspor