Mataram (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memprediksi angka inflasi di Kota Solo, Jawa Tengah, akan terkendali pada momentum Ramadhan 2019 seiring dengan normalnya harga sejumlah kebutuhan pokok.
"Kalau bulan lalu kan inflasi di Kota Solo mencapai 0,68 persen, bulan ini mudah-mudahan di bawah itu," kata Deputi BI Kantor Perwakilan Surakarta Taufik Amrozy di sela sidak pasar di Pasar Legi Solo, Rabu.
Secara "year on year" (yoy) atau tahunan, inflasi Kota Solo sampai dengan saat ini di angka 2,51 persen. Angka ini juga masih jauh dari target awal inflasi yoy sebesar 3,5 +/- 1 persen.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga sejumlah komoditas pokok mendekati Lebaran, dikatakannya, ada beberapa program kerja yang akan dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), salah satunya menyelenggarakan beberapa pasar murah.
"Yang terakhir akan ada Kios Mirunggan. Dengan beberapa upaya ini harapan kami inflasi pada Ramadhan dan Lebaran akan tetap stabil," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Subagiyo mengatakan beberapa komoditas turun harga, salah satunya cabai merah turun harga dari Rp30.000/kg menjadi Rp22.000/kg.
"Hasil produk pertanian rata-rata turun harga, mungkin karena saat ini ada panen raya. Yang penting stok dulu dipertahankan," katanya.
Untuk komoditas lain yang masih terpantau stabil di antaranya beras premium Rp12.000/kg dan minyak goreng Rp12.000/kg. Sedangkan untuk gula pasir turun harga dari Rp13.000/kg menjadi Rp12.500/kg dan telur ayam ras dari Rp23.000/kg menjadi Rp20.000/kg.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga yang terjadi sewaktu-waktu, dikatakannya, TPID berupaya terus melakukan komunikasi dengan pihak terkait, di antaranya daerah penghasil dan distributor.
"Kami minta mereka (distributor, red) beli barang banyak untuk dibawa ke Solo, yang penting menyeimbangkan permintaan dengan penawaran," katanya.
Baca juga: Inflasi Mei di Papua Barat diprediksi tidak signifikan
Baca juga: Pengamat soroti kontribusi tarif pesawat kepada tingkat inflasi di NTT
Baca juga: BI prediksi inflasi di NTT pada Mei di bawah satu persen
"Kalau bulan lalu kan inflasi di Kota Solo mencapai 0,68 persen, bulan ini mudah-mudahan di bawah itu," kata Deputi BI Kantor Perwakilan Surakarta Taufik Amrozy di sela sidak pasar di Pasar Legi Solo, Rabu.
Secara "year on year" (yoy) atau tahunan, inflasi Kota Solo sampai dengan saat ini di angka 2,51 persen. Angka ini juga masih jauh dari target awal inflasi yoy sebesar 3,5 +/- 1 persen.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga sejumlah komoditas pokok mendekati Lebaran, dikatakannya, ada beberapa program kerja yang akan dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), salah satunya menyelenggarakan beberapa pasar murah.
"Yang terakhir akan ada Kios Mirunggan. Dengan beberapa upaya ini harapan kami inflasi pada Ramadhan dan Lebaran akan tetap stabil," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Subagiyo mengatakan beberapa komoditas turun harga, salah satunya cabai merah turun harga dari Rp30.000/kg menjadi Rp22.000/kg.
"Hasil produk pertanian rata-rata turun harga, mungkin karena saat ini ada panen raya. Yang penting stok dulu dipertahankan," katanya.
Untuk komoditas lain yang masih terpantau stabil di antaranya beras premium Rp12.000/kg dan minyak goreng Rp12.000/kg. Sedangkan untuk gula pasir turun harga dari Rp13.000/kg menjadi Rp12.500/kg dan telur ayam ras dari Rp23.000/kg menjadi Rp20.000/kg.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga yang terjadi sewaktu-waktu, dikatakannya, TPID berupaya terus melakukan komunikasi dengan pihak terkait, di antaranya daerah penghasil dan distributor.
"Kami minta mereka (distributor, red) beli barang banyak untuk dibawa ke Solo, yang penting menyeimbangkan permintaan dengan penawaran," katanya.
Baca juga: Inflasi Mei di Papua Barat diprediksi tidak signifikan
Baca juga: Pengamat soroti kontribusi tarif pesawat kepada tingkat inflasi di NTT
Baca juga: BI prediksi inflasi di NTT pada Mei di bawah satu persen