"Sungai Merakai adalah sumber air bersih warga Puring Kencana, namun saat ini airnya kering dan tercemar. Untuk cuci dan mandi saja sudah tidak layak digunakan," kata Sargito saat dihubungi ANTARA dari Putussibau, Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat, Selasa.
Ia menjelaskan ada tiga desa di Puring Kencana yang benar- benar mengalami krisis air bersih yaitu Desa Sungai Antu di pusat Kecamatan Puring Kencana, dan Desa Langau serta Desa Sungai Mawang.
Menurut dia, tiga desa itu yang dilalui Sungai Merakai yang saat ini mengering dan diduga tercemar oleh perkebunan kelapa sawit.
" Untuk mencuci dan mandi sudah tidak layak, tapi apa boleh buat tidak ada pilihan lain masyarakat terpaksa tetap menggunakan sisa air yang ada itu untuk mencuci dan mandi," katanya.
Sedangkan untuk air minum, kata dia, masyarakat di perbatasan menggunakan air kemasan yang diperoleh dari kecamatan tetangga, bahkan dari negara Malaysia.
Dia berharap agar pihak perusahaan sawit memerhatikan kondisi masyarakat dengan solusi membangun jaringan baru untuk air bersih untuk kebutuhan dasar masyarakat.
" Perlu ada solusi dari perusahaan agar tidak terjadi setiap tahun persoalan yang sama," demikian Agustinus Sargito.