Lebak (ANTARA) - Ulama kharismatik Kabupaten Lebak KH Hasan Basri meminta aktor penusukan terhadap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto diusut tuntas sampai ke akar-akarnya.
"Kami berharap aktor pelaku penusukan Wiranto itu ditangkap. Sebab, pelaku itu warga luar daerah dan bukan warga Banten. Kami yakin kasus ini ada wasilahnya kenapa pelaku itu tinggal di Menes, Pandeglang," kata Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hasanah, di Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu.
Menurutnya, Polri harus bekerja keras untuk mengusut tuntas dan menangkap para pelaku baik aktornya dan semua jaringannya yang berencana melakukan pembunuhan terhadap Menkopolhukam Wiranto.
Pelaku lapangan sebagai eksekutor SA dan FA yang melakukan penusukan terhadap Wiranto terlebih dulu ditangkap.
Ia menilai, tindakan kekerasan dan pembunuhan itu perbuatan zalim dan dilarang ajaran Islam, terlebih pelaku dan korban itu sama-sama muslim.
Bahkan, sekali pun bukan muslim, melakukan pembunuhan dan kekerasan itu dilarang, sebab Islam agama "rahmatan lil alamin" yang mencintai kedamaian dan kasih sayang.
"Saya kira aksi penusukan itu dipastikan citra Banten tercoreng, padahal masyarakat Banten sendiri sangat religius dan tidak pernah terjadi gesekan-gesekan sosial," katanya menjelaskan.
Menurut dia, dirinya sebagai ulama tentu menyayangkan atas kejadian penusukan terhadap Menkopolhukam, apalagi Wiranto memegang jabatan strategis yang mengurus di bidang politik dan keamanan negara.
Ia berpendapat, kemungkinan pelaku itu merasa dendam dan ketidaksenangan atas kelompoknya yang terusik oleh Pak Wiranto.
Karena itu, perbuatan anarkis dan membahayakan nyawa manusia itu tak dibenarkan hukum dengan alasan apa pun.
"Kami minta semua pelakunya diproses secara hukum agar ke depannya tidak terulang kembali pejabat negara menjadi korban kekerasan maupun pembunuhan," katanya pula.
Dia juga mengutuk keras pelaku penusukan Wiranto yang diketahui pasangan suami istri, karena perbuatan mereka itu tergolong biadab.
Pihaknya meminta ke depan para pejabat negara agar mendapatkan pengamanan dan penjagaan ketat agar terhindar dari tindakan kekerasan dan pembunuhan.
Menkopolhukam Wiranto ditusuk di Alun-alun Menes, Pandeglang, Kamis (10/10), oleh seorang lelaki saat hendak kembali ke Jakarta setelah meresmikan Gedung Kuliah Bersama Mathla'ul Anwar Pandeglang.
"Kami mendoakan agar semua korban penusukan,termasuk Pak Wiranto bisa kembali pulih dan sehat," katanya.
"Kami berharap aktor pelaku penusukan Wiranto itu ditangkap. Sebab, pelaku itu warga luar daerah dan bukan warga Banten. Kami yakin kasus ini ada wasilahnya kenapa pelaku itu tinggal di Menes, Pandeglang," kata Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hasanah, di Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu.
Menurutnya, Polri harus bekerja keras untuk mengusut tuntas dan menangkap para pelaku baik aktornya dan semua jaringannya yang berencana melakukan pembunuhan terhadap Menkopolhukam Wiranto.
Pelaku lapangan sebagai eksekutor SA dan FA yang melakukan penusukan terhadap Wiranto terlebih dulu ditangkap.
Ia menilai, tindakan kekerasan dan pembunuhan itu perbuatan zalim dan dilarang ajaran Islam, terlebih pelaku dan korban itu sama-sama muslim.
Bahkan, sekali pun bukan muslim, melakukan pembunuhan dan kekerasan itu dilarang, sebab Islam agama "rahmatan lil alamin" yang mencintai kedamaian dan kasih sayang.
"Saya kira aksi penusukan itu dipastikan citra Banten tercoreng, padahal masyarakat Banten sendiri sangat religius dan tidak pernah terjadi gesekan-gesekan sosial," katanya menjelaskan.
Menurut dia, dirinya sebagai ulama tentu menyayangkan atas kejadian penusukan terhadap Menkopolhukam, apalagi Wiranto memegang jabatan strategis yang mengurus di bidang politik dan keamanan negara.
Ia berpendapat, kemungkinan pelaku itu merasa dendam dan ketidaksenangan atas kelompoknya yang terusik oleh Pak Wiranto.
Karena itu, perbuatan anarkis dan membahayakan nyawa manusia itu tak dibenarkan hukum dengan alasan apa pun.
"Kami minta semua pelakunya diproses secara hukum agar ke depannya tidak terulang kembali pejabat negara menjadi korban kekerasan maupun pembunuhan," katanya pula.
Dia juga mengutuk keras pelaku penusukan Wiranto yang diketahui pasangan suami istri, karena perbuatan mereka itu tergolong biadab.
Pihaknya meminta ke depan para pejabat negara agar mendapatkan pengamanan dan penjagaan ketat agar terhindar dari tindakan kekerasan dan pembunuhan.
Menkopolhukam Wiranto ditusuk di Alun-alun Menes, Pandeglang, Kamis (10/10), oleh seorang lelaki saat hendak kembali ke Jakarta setelah meresmikan Gedung Kuliah Bersama Mathla'ul Anwar Pandeglang.
"Kami mendoakan agar semua korban penusukan,termasuk Pak Wiranto bisa kembali pulih dan sehat," katanya.