Kediri (ANTARA) - Atlet senam artistik asal Kota Kediri Shalfa Avrila Siani gagal mengikuti ajang SEA Games 2019 di Filipina setelah dipulangkan paksa oleh tim pelatih dengan alasan yang menurut pihak keluarga tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Ayu Kurniawati, ibu kandung Shalfa, mengaku sangat kecewa atas apa yang menimpa anaknya itu dan menyebut tim pelatih tidak memberikan surat pemberitahuan terlebih dahulu dengan hanya memberikan informasi kepada keluarga agar anaknya dibawa pulang.
"Ya kaget. Tidak nyangka dibuat sama pelatihnya, terus dilempar begitu saja. Tidak ada surat tidak pemberitahuan. Langsung disuruh ambil saja," kata Ayu kepada wartawan di Kediri, Jumat.
Ayu mengungkapkan, di antara alasan pelatih memulangkan atletnya itu adalah Shalfa sering ke luar malam dan selaput daranya sudah robek.
Ayu tidak mau begitu saja mempercayai alasan itu sehingga dia langsung memeriksakan anaknya ke Rumah Sakit Bhayangkara di Kota Kediri. Hasil tes menyimpulkan hymen intak, yang artinya selaput dara atlet masih utuh.
"Saya merasa legal karena hasilnya masih virgin kata dokternya. Tetapi pihak pelatih meragukan hasil itu. Katanya harus dites lagi di Rumah Sakit Petro," kata Ayu.
Ayu menyatakan anaknya saat ini terpukul dengan kejadian yang telah menimpanya, apalagi pemeriksaan kesehatan dari rumah sakit itu menunjukkan alasan pelatih tidak terbukti.
Ayu mengaku sudah menggandeng kuasa hukum untuk mengadukan masalah ini ke berbagai pihak, bahkan kepada Presiden Joko Widodo dan Kemenpora.
"Permasalahan adik kita atlet nasional ini, setelah kami konfirmasi dan ditemukan fakta, bahwa ada sebuah tindakan yang tidak prosedural. Kami sudah menyampaikan pengaduan pertama ke Presiden Jokowi, mengingat eksistensi dari Shalfa ini untuk mewakili negara kita ke Sea Games," kata Imam Muklas, kuasa hukum keluarga Shalfa.
Imam mengungkapkan aduan sudah dilaporkan ke Ketua PB Persani Pusat, KONI Pusat, dan Kemenpora.
"Artinya permasalahan ini biar didengar. Karena sangat miris sekali. Torehan prestasi hampir 49 sejak kelas dua SD, tetapi pada tanggal 13 November 2019 jam 16.00 WIB, diminta seketika oleh oknum pelatih, untuk segera diambil dari mess pelatihan di Gresik, prosesnya sampai jam 24.00 WIB," kata Imam.
Imam meminta, jika tudingan itu tidak benar, maka pihak yang dia duga merusak nama baik sang atlet ditindak tegas.
Shalfa termasuk atlet berprestasi. Selain puluhan medali, beragam pertandingan baik di dalam negeri hingga luar negeri juga sering diikutinya dan belum lama ini menyabet medali perunggu dari ASEAN School Games di Singapura.
"Tanggal 20 November 2019 kami tes ke RS Bhayangkara Kediri. Hasilnya hymen intak, artinya selaput dara masih utuh. Beda dengan hasilnya, hymen nonintak, akan dijelaskan ahli dan sebabnya apa. Kita tunjukkan ini (hasil tes) yang sana (tim kepelatihan) justru berbalik arah," kata dia.
Tim pelatih dan Kemenpora belum menanggapi masalah ini.
Ayu Kurniawati, ibu kandung Shalfa, mengaku sangat kecewa atas apa yang menimpa anaknya itu dan menyebut tim pelatih tidak memberikan surat pemberitahuan terlebih dahulu dengan hanya memberikan informasi kepada keluarga agar anaknya dibawa pulang.
"Ya kaget. Tidak nyangka dibuat sama pelatihnya, terus dilempar begitu saja. Tidak ada surat tidak pemberitahuan. Langsung disuruh ambil saja," kata Ayu kepada wartawan di Kediri, Jumat.
Ayu mengungkapkan, di antara alasan pelatih memulangkan atletnya itu adalah Shalfa sering ke luar malam dan selaput daranya sudah robek.
Ayu tidak mau begitu saja mempercayai alasan itu sehingga dia langsung memeriksakan anaknya ke Rumah Sakit Bhayangkara di Kota Kediri. Hasil tes menyimpulkan hymen intak, yang artinya selaput dara atlet masih utuh.
"Saya merasa legal karena hasilnya masih virgin kata dokternya. Tetapi pihak pelatih meragukan hasil itu. Katanya harus dites lagi di Rumah Sakit Petro," kata Ayu.
Ayu menyatakan anaknya saat ini terpukul dengan kejadian yang telah menimpanya, apalagi pemeriksaan kesehatan dari rumah sakit itu menunjukkan alasan pelatih tidak terbukti.
Ayu mengaku sudah menggandeng kuasa hukum untuk mengadukan masalah ini ke berbagai pihak, bahkan kepada Presiden Joko Widodo dan Kemenpora.
"Permasalahan adik kita atlet nasional ini, setelah kami konfirmasi dan ditemukan fakta, bahwa ada sebuah tindakan yang tidak prosedural. Kami sudah menyampaikan pengaduan pertama ke Presiden Jokowi, mengingat eksistensi dari Shalfa ini untuk mewakili negara kita ke Sea Games," kata Imam Muklas, kuasa hukum keluarga Shalfa.
Imam mengungkapkan aduan sudah dilaporkan ke Ketua PB Persani Pusat, KONI Pusat, dan Kemenpora.
"Artinya permasalahan ini biar didengar. Karena sangat miris sekali. Torehan prestasi hampir 49 sejak kelas dua SD, tetapi pada tanggal 13 November 2019 jam 16.00 WIB, diminta seketika oleh oknum pelatih, untuk segera diambil dari mess pelatihan di Gresik, prosesnya sampai jam 24.00 WIB," kata Imam.
Imam meminta, jika tudingan itu tidak benar, maka pihak yang dia duga merusak nama baik sang atlet ditindak tegas.
Shalfa termasuk atlet berprestasi. Selain puluhan medali, beragam pertandingan baik di dalam negeri hingga luar negeri juga sering diikutinya dan belum lama ini menyabet medali perunggu dari ASEAN School Games di Singapura.
"Tanggal 20 November 2019 kami tes ke RS Bhayangkara Kediri. Hasilnya hymen intak, artinya selaput dara masih utuh. Beda dengan hasilnya, hymen nonintak, akan dijelaskan ahli dan sebabnya apa. Kita tunjukkan ini (hasil tes) yang sana (tim kepelatihan) justru berbalik arah," kata dia.
Tim pelatih dan Kemenpora belum menanggapi masalah ini.