Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat aplikasi Sistem Pintar Informasi Obat atau SIPINO untuk memudahkan warga mengakses informasi mengenai obat-obatan.
"Tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap obat-obatan harus menjadi perhatian serius, sebab beberapa obat resmi yang dijual bebas di pasaran masih memiliki informasi yang kurang, bahkan sangat minim," kata Oktario Aldila Fachri, mahasiswa yang ikut membangun SIPINO, di Malang, Selasa.
Oktario mengatakan kemasan obat sudah memuat informasi mengenai obat namun tulisan mengenai informasi obat biasanya berukuran kecil sehingga sulit dibaca.
Bersama dua kawannya, Oktario ingin memudahkan pengguna membaca informasi mengenai obat-obatan dengan aplikasi berbasis Android yang memungkinkan pengguna mengetahui informasi obat secara jelas dengan memindai gambar kemasan.
"Teknologi untuk menunjang pembuatan aplikasi ini adalah pada proses penangkapan citra gambar dengan menggunakan teknologi Optical Character Recognition (OCR), selanjutnya diterapkan pada perangkat ponsel pintar Android melalui Tensorflow, sebuah perangkat lunak kerangka bantu untuk pengolahan gambar dari hasil penangkapan citra yang didapat dari perangkat ponsel," ia menjelaskan.
Oktario mengatakan, kemampuan membaca dan memahami resep serta informasi pada kemasan obat merupakan bagian dari literasi kesehatan. Warga dengan literasi kesehatan yang rendah cenderung sembarangan mengonsumsi obat-obatan.
"Untuk mendukung peningkatan literasi kesehatan dan produk terkait obatan-obatan di Indonesia, dapat dilakukan dengan penyampaian informasi secara mudah dan cepat menggunakan informasi yang sudah didapatkan melalui web resmi milik lembaga negara, yaitu Badan Pengawas Obat dan Makanan. Aplikasi kami mempermudahnya," kata Oktario.
"Banyak orang telah menggunakan smartphone sebagai alat yang membantu kehidupan sehari-hari. Ini adalah peluang untuk mengembangkan informasi terkait obat-obatan agar mudah diakses oleh masyarakat dengan mengintegrasikan sistem informasi online (daring) milik BPOM yang dapat diakses publik dengan smartphone," ia menjelaskan.
Oktario, yang membuat aplikasi SIPINO bersama Kharisma Muzaki Ghufron dan Rahmah Hutami Ramadhani, berharap aplikasi tersebut bisa membantu warga mengakses berbagai informasi seputar obat-obatan dan meningkatkan literasi kesehatan masyarakat.
"Tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap obat-obatan harus menjadi perhatian serius, sebab beberapa obat resmi yang dijual bebas di pasaran masih memiliki informasi yang kurang, bahkan sangat minim," kata Oktario Aldila Fachri, mahasiswa yang ikut membangun SIPINO, di Malang, Selasa.
Oktario mengatakan kemasan obat sudah memuat informasi mengenai obat namun tulisan mengenai informasi obat biasanya berukuran kecil sehingga sulit dibaca.
Bersama dua kawannya, Oktario ingin memudahkan pengguna membaca informasi mengenai obat-obatan dengan aplikasi berbasis Android yang memungkinkan pengguna mengetahui informasi obat secara jelas dengan memindai gambar kemasan.
"Teknologi untuk menunjang pembuatan aplikasi ini adalah pada proses penangkapan citra gambar dengan menggunakan teknologi Optical Character Recognition (OCR), selanjutnya diterapkan pada perangkat ponsel pintar Android melalui Tensorflow, sebuah perangkat lunak kerangka bantu untuk pengolahan gambar dari hasil penangkapan citra yang didapat dari perangkat ponsel," ia menjelaskan.
Oktario mengatakan, kemampuan membaca dan memahami resep serta informasi pada kemasan obat merupakan bagian dari literasi kesehatan. Warga dengan literasi kesehatan yang rendah cenderung sembarangan mengonsumsi obat-obatan.
"Untuk mendukung peningkatan literasi kesehatan dan produk terkait obatan-obatan di Indonesia, dapat dilakukan dengan penyampaian informasi secara mudah dan cepat menggunakan informasi yang sudah didapatkan melalui web resmi milik lembaga negara, yaitu Badan Pengawas Obat dan Makanan. Aplikasi kami mempermudahnya," kata Oktario.
"Banyak orang telah menggunakan smartphone sebagai alat yang membantu kehidupan sehari-hari. Ini adalah peluang untuk mengembangkan informasi terkait obat-obatan agar mudah diakses oleh masyarakat dengan mengintegrasikan sistem informasi online (daring) milik BPOM yang dapat diakses publik dengan smartphone," ia menjelaskan.
Oktario, yang membuat aplikasi SIPINO bersama Kharisma Muzaki Ghufron dan Rahmah Hutami Ramadhani, berharap aplikasi tersebut bisa membantu warga mengakses berbagai informasi seputar obat-obatan dan meningkatkan literasi kesehatan masyarakat.