Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember, Jawa Timur mencatat sebanyak 286 bencana yang didominasi oleh bencana angin kencang dan angin puting beliung, terjadi di wilayah setempat selama 2019 .
"Bencana yang terjadi selama 2019 yakni banjir, tanah longsor, angin kencang dan angin puting beliung, kebakaran, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, abrasi dan gempa bumi dengan jumlah korban yang terdampak 7.348 kepala keluarga," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo di Jember, Sabtu.
Secara rinci, lanjut dia, bencana banjir terjadi sebanyak 15 kali, tanah longsor sebanyak 22 kali, angin kencang dan angin puting beliung sebanyak 86 kali, kebakaran 67 kali, kebakaran hutan dan lahan sebanyak 35 kali, kekeringan sebanyak 39 kali, abrasi sebanyak satu kali, dan gempa bumi sebanyak 21 kali.
"Hampir setiap tahun bencana angin kencang dan angin puting beliung selalu mendominasi kejadian bencana alam di Kabupaten Jember, bahkan sebaran wilayah yang terkena angin kencang tersebut hampir merata di 31 kecamatan," tuturnya.
Menurutnya jumlah korban bencana selama 2019 tercatat sebanyak 30 orang dengan rincian korban luka-luka sebanyak 27 orang dan tiga orang korban meninggal dunia.
"Untuk jumlah rumah yang rusak terdampak bencana tercatat sebanyak 644 rumah dengan rincian 405 rumah rusak ringan, 163 rumah rusak sedang, dan 76 rumah rusak berat," katanya.
Sedangkan jumlah infrastruktur yang terdampak bencana yang mengalami kerusakan terdata delapan titik penahan rusak, satu titik jalan umum, satu jembatan, 20 fasilitas pendidikan, 18 fasilitas ibadah, dan enam fasilitas kesehatan.
Heru mengatakan bencana yang berdampak luas di Jember yakni bencana kekeringan yang melanda 33 desa/kelurahan yang tersebar di 17 kecamatan dengan jumlah terdampak sebannyak 20.237 jiwa atau 4.557 kepala keluarga (KK).
"BPBD Jember sudah mendistribusikan sebanyak 1.920.000 liter air bersih kepada warga yang terdampak kekeringan dan distribusi tersebut dilaksanakan secara bertahap," ujarnya.
"Bencana yang terjadi selama 2019 yakni banjir, tanah longsor, angin kencang dan angin puting beliung, kebakaran, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, abrasi dan gempa bumi dengan jumlah korban yang terdampak 7.348 kepala keluarga," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo di Jember, Sabtu.
Secara rinci, lanjut dia, bencana banjir terjadi sebanyak 15 kali, tanah longsor sebanyak 22 kali, angin kencang dan angin puting beliung sebanyak 86 kali, kebakaran 67 kali, kebakaran hutan dan lahan sebanyak 35 kali, kekeringan sebanyak 39 kali, abrasi sebanyak satu kali, dan gempa bumi sebanyak 21 kali.
"Hampir setiap tahun bencana angin kencang dan angin puting beliung selalu mendominasi kejadian bencana alam di Kabupaten Jember, bahkan sebaran wilayah yang terkena angin kencang tersebut hampir merata di 31 kecamatan," tuturnya.
Menurutnya jumlah korban bencana selama 2019 tercatat sebanyak 30 orang dengan rincian korban luka-luka sebanyak 27 orang dan tiga orang korban meninggal dunia.
"Untuk jumlah rumah yang rusak terdampak bencana tercatat sebanyak 644 rumah dengan rincian 405 rumah rusak ringan, 163 rumah rusak sedang, dan 76 rumah rusak berat," katanya.
Sedangkan jumlah infrastruktur yang terdampak bencana yang mengalami kerusakan terdata delapan titik penahan rusak, satu titik jalan umum, satu jembatan, 20 fasilitas pendidikan, 18 fasilitas ibadah, dan enam fasilitas kesehatan.
Heru mengatakan bencana yang berdampak luas di Jember yakni bencana kekeringan yang melanda 33 desa/kelurahan yang tersebar di 17 kecamatan dengan jumlah terdampak sebannyak 20.237 jiwa atau 4.557 kepala keluarga (KK).
"BPBD Jember sudah mendistribusikan sebanyak 1.920.000 liter air bersih kepada warga yang terdampak kekeringan dan distribusi tersebut dilaksanakan secara bertahap," ujarnya.