Banda Aceh (ANTARA) - Panglima Angkatan Darat Kerajaan Thailand, Jenderal Apirat Kongsompong, mengunjungi Aceh, guna mempelajari cara daerah Tanah Rencong ini dalam penanganan konflik.
Kongsompong tiba di Aceh sekitar pukul 11.40 WIB, Selasa, turut disambut Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Andika Perkasa, Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayor Jenderal TNI Teguh Indratmoko, serta sejumlah pejabat Forkopimda Aceh.
Perkasa mengatakan, Aceh memiliki letak geografis yang paling dekat dengan Thailand, sehingga Komsompong datang ke provinsi paling barat Indonesia ini untuk mengenal Aceh lebih dekat dengan segala dinamikanya.
"Justru Jenderal Apirat datang dalam rangka melihat apa yang sudah diraih di sini. Mereka juga bertemu dengan Wali Nanggroe Aceh dalam konteks ingin sharing, sehingga mungkin ada yang berguna untuk diterapkan di Thailand," kata Perkasa, di Markas Kodam Iskandar Muda, Banda Aceh.
Seperti diketahui daerah berjulukan Serambi Mekkah ini pernah dilanda konflik berkepanjangan antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Indonesia, sejak 1976 hingga berakhir damai di Helsinki, Finlandia, pada 15 Agustus 2005 silam.
Komsompong menyebutkan Aceh merupakan kota yang damai, pasca konflik yang berkepanjangan dan tsunami yang melanda pada 2004.
Ia melihat Aceh terus bangkit pasca konflik dan bencana alam tersebut, mulai dari infrastruktur, serta peradaban dalam kehidupan masyarakatnya yang damai dan saling memahami. "Apa yang membawa kedamaian, ini bukan tentang agama, bukan tentang siapa anda tapi itu tentang pemahaman. Kita harus mengerti," katanya.
Kata dia, di Thailand terdapat tiga provinsi di daerah Selatan Thailand yang memiliki konflik. Tiga daerah itu memiliki kesamaan dengan Aceh mulai dari agama dan budaya. Aceh memiliki kebebasan dalam menjalani kehidupan dengan damai di bawah konstitusi Indonesia.
"Namun tiga provinsi di Thailand saya tidak tahu mengapa masih ada konflik untuk beberapa kelompok masyarakat, yang memiliki kebebasan untuk beragama dan pemilihan. Mereka dapat memilih pemimpin sendiri karena mereka adalah warga negara Thailand di bawah konstitusi kita," katanya.
Komsompong juga berterimakasih kepada TNI serta Wali Nanggroe Aceh. Kata dia suatu kehormatan besar bisa belajar banyak hal yang dapat diterapkan di negeri Gajah Putih.
Kongsompong tiba di Aceh sekitar pukul 11.40 WIB, Selasa, turut disambut Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Andika Perkasa, Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayor Jenderal TNI Teguh Indratmoko, serta sejumlah pejabat Forkopimda Aceh.
Perkasa mengatakan, Aceh memiliki letak geografis yang paling dekat dengan Thailand, sehingga Komsompong datang ke provinsi paling barat Indonesia ini untuk mengenal Aceh lebih dekat dengan segala dinamikanya.
"Justru Jenderal Apirat datang dalam rangka melihat apa yang sudah diraih di sini. Mereka juga bertemu dengan Wali Nanggroe Aceh dalam konteks ingin sharing, sehingga mungkin ada yang berguna untuk diterapkan di Thailand," kata Perkasa, di Markas Kodam Iskandar Muda, Banda Aceh.
Seperti diketahui daerah berjulukan Serambi Mekkah ini pernah dilanda konflik berkepanjangan antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Indonesia, sejak 1976 hingga berakhir damai di Helsinki, Finlandia, pada 15 Agustus 2005 silam.
Komsompong menyebutkan Aceh merupakan kota yang damai, pasca konflik yang berkepanjangan dan tsunami yang melanda pada 2004.
Ia melihat Aceh terus bangkit pasca konflik dan bencana alam tersebut, mulai dari infrastruktur, serta peradaban dalam kehidupan masyarakatnya yang damai dan saling memahami. "Apa yang membawa kedamaian, ini bukan tentang agama, bukan tentang siapa anda tapi itu tentang pemahaman. Kita harus mengerti," katanya.
Kata dia, di Thailand terdapat tiga provinsi di daerah Selatan Thailand yang memiliki konflik. Tiga daerah itu memiliki kesamaan dengan Aceh mulai dari agama dan budaya. Aceh memiliki kebebasan dalam menjalani kehidupan dengan damai di bawah konstitusi Indonesia.
"Namun tiga provinsi di Thailand saya tidak tahu mengapa masih ada konflik untuk beberapa kelompok masyarakat, yang memiliki kebebasan untuk beragama dan pemilihan. Mereka dapat memilih pemimpin sendiri karena mereka adalah warga negara Thailand di bawah konstitusi kita," katanya.
Komsompong juga berterimakasih kepada TNI serta Wali Nanggroe Aceh. Kata dia suatu kehormatan besar bisa belajar banyak hal yang dapat diterapkan di negeri Gajah Putih.