WIRAJUDA: DEMONSTRASI DI MESIR JADI KONFLIK HORIZONTAL

id



         Jakarta, 3/2 (ANTARA) - Kepala Satuan Tugas Evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Mesir, Hassan Wirajuda, mengatakan, demonstrasi antipemerintahan Hosni Mubarak di Mesir sudah mengarah pada konflik horizontal, sehingga rasa aman di sana sudah tak terjamin.

        "Konflik di negeri itu juga sudah menelan korban I Manda Amalia, yang bekerja pada Badan kemanusiaan PBB di Kairo," kata Hassan kepada pers di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis sore, saat mengunjungi para WNI yang sudah kembali dari Mesir.

        Ia menjelaskan, sebelumnya konflik di negeri itu antara penguasa dan rakyat. Konflik dalam bentuk vertikal itu, jika disaksikan lewat tayangan di sejumlah media, kini sudah menjadi horizontal.

        Hasan dalam kapasitasnya sebagai Ketua Satgas sengaja mendatangi Asrama Haji Pondok Gede, tempat penampungan sementara bagi para WNI yang kembali ke Tanah Air sebagai akibat konflik di Mesir.

        Belakangan ini, kelompok antipemerintahan mendapat perlawanan dari kelompok pendukung Mubarak dan jika ini terus berlanjut, maka rasa aman makin hilang di negeri itu.

        Menurut Hassan Wirajuda, jika konflik horizontal melebar, tentu aktivitas ekonomi di negeri itu akan lumpuh. Belum lagi jaminan keamanan akan semakin tidak ada kepastian.

        Karena itu, mantan Menteri Luar Negeri RI itu berharap proses pemulangan bagi WNI, termasuk para mahasiswa yang tengah belajar di negeri itu, sebisa mungkin dapat segera kembali ke Tanah Air.

        Pemerintah akan membantu pemulangan para pelajar, termasuk WNI lainnya, kata Hasan Wirayudha.

        Ia menjelaskan, dari sekitar 411 orang WNI yang kembali ke Tanah Air pada, Rabu, 2 Februari 2011, sebagian besar sudah kembali ke kampung halamannya. Sebelumnya, mereka ditampung di Asrama Haji Pondok Gede dan ada yang langsung dijemput keluarganya.

        Kebanyakan mahasiswa yang berasal dari Pulau Jawa langsung ke kampung halamannya masing-masing. Namun bagi mahasiswa yang berdomisili di luar Jawa, kepulangannya dibantu pihak Kementerian Perhubungan.

        Untuk memudahkan proses pemulangan di Asrama Haji Pondok Gede sudah ditempatkan petugas dari Kementerian Perhubungan, Luar Negeri, Kesehatan dan Agama.

        "Kita bekerja terpadu," kata Bil Bahtiar, salah seorang petugas pelaksana dari Direktorat Pendidikan Agama Islam, Kementerian Agama.

        Menurut catatan, sejak Rabu (2/2) dari 291 orang yang masuk di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, kini sekitar 125 orang akan kembali ke kampung halamannya dengan dukungan fasilitas dari Kementerian Perhubungan.

        Mereka itu adalah mahasiswa yang berasal dari Banda Aceh (16 orang), Medan (28), Padang (30), Pekanbaru (15), Jambi (1), Lampung (3), Jatim (8), Banjarmasin (7), Makassar (10), Gorontalo (3), Mataram (2),
   Mengenai situasi terakhir di Mesir, seorang mahasiswi asal Pati, Jawa Tengah, Nurlaila Khadila, yang tengah menyelesaikan studinya pada semester terakhir pada Fakultas Usuluddin, Universitas Al Azhar, menyebutkan bahwa kini semakin tidak ada kepastian.

        Ia sendiri tinggal di Nasr City, sekitar satu jam perjalanan dari Tahrir Squre. Di wilayah itu, tentara semakin banyak karena banyak tahanan lepas.

        Diperkirakan narapidana yang lepas sebanyak 2.900 orang dan yang tertangkap kembali sebanyak 326 orang. Mereka itu adalah penjahat kelas "wahid", yang bisa menghancurkan sendi-sendi sosial di kota Mesir.

        Beruntung bagi warga negara asing. Sebab, penduduk kota setempat memberi perlindungan dengan cara melakukan ronda. Warga setempat berkumpul di masjid-masjid, menghimpun kekuatan untuk mengamankan kampung-kampung mereka. (*)