Jakarta (ANTARA) - Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey menilai kebijakan pemberian subsidi untuk ongkos kirim (ongkir) pada Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) Ramadhan 2021 tidak akan memberi dampak signifikan pada peritel.
Menurut Roy, barang-barang yang dijual secara daring umumnya merupakan produk non FMCG (fast moving consumer goods/barang konsumen yang cepat laku). Hal itu berbanding terbalik dengan kondisi ritel yang justru menjual produk FMCG.
"Barang online biasanya barang non FMCG. Kalau yang FMCG pasti mereka (konsumen) akan cari di gerai karena kan harus lihat kedaluarsa dan macam-macamnya," katanya dihubungi di Jakarta, Rabu.
Di sisi lain, Roy mengkritisi kebijakan subsidi ongkir yang dinilai tak tepat sasaran lantaran kebanyakan produk di e-commerce atau yang dijual secara online rata-rata merupakan produk asing yang harganya murah.
Ia pun meragukan jumlah produk lokal yang dijual di e-commerce.
"Transaksi online itu banyak produk yang bukan produk Indonesia. Produk asing, yang murah-murah itu produk China. Padahal kita mau cinta produk Indonesia dan benci produk asing," katanya.
Selain dipenuhi produk asing, kualitas barang pun tidak bisa dipastikan secara langsung. Padahal, menurut Roy, untuk bisa turut mendorong penjualan daring produk dalam negeri, maka faktor kualitas tidak boleh dilupakan.
"Saya pikir subsidi ongkir untuk Harbolnas kurang tepat sasaran karena kebanyakan didominasi produk asing. Kedua, karena rata-rata transaksi untuk barang murah, unik dan sejenisnya, masyarakat jadi hanya beli barang murahan. Padahal yang kita harapkan kan barang lokal dan transaksi berkualitas," pungkas Roy.
Sebelumnya, pemerintah menyiapkan dana Rp500 miliar untuk menyubsidi ongkos kirim dari pembelian barang melalui daring (online) pada Harbolnas yang berlangsung pada H-10 atau H-5 menjelang Idul Fitri 1422 Hijriah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/4/2021), mengatakan pemberian stimulus ini untuk meningkatkan konsumsi masyarakat dan mendorong penjualan daring untuk produk dalam negeri.
Airlangga mengatakan stimulus ini merupakan amanat Presiden Jokowi agar tetap menjaga tren pemulihan ekonomi sembari terus memulihkan aspek kesehatan masyarakat dari pandemi COVID-19.
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56