Jakarta (ANTARA) - Balitbang Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan melakukan pengujian kandungan seluruh bakteri pada sampel produk susu formula, tidak hanya sebatas bakteri sakazakii.
"Sekalian akan kita periksa semua bakteri seperti yang sudah ditentukan `Codex`," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih seusai membuka konferensi WHO Regional Asia Tenggara di Jakarta (1/3).
Kemenkes akan menggelar rapat dengan BPOM, Ditjen Dikti Kemendiknas dan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada hari Kamis (3/3) mendatang, untuk penyusunan proposal dan koordinasi pelaksanaan pengujian.
Menkes menyebut ia juga akan menyinkronkan pengujian yang akan dilakukan pemerintah dengan penelitian yang dilakukan IPB yang hasilnya menimbulkan kontroversi, karena menemukan cemaran bakteri di lebih dari 20 persen sampelnya.
Menkes menyebut pengujian akan membutuhkan waktu cukup lama karena proses penyusunan proposal, pengumpulan sampel dan pengujiannya sendiri membutuhkan waktu lama. "Penelitian butuh waktu sekitar enam hingga sembilan bulan."
Pemerintah melakukan pengujian ulang terhadap seluruh sampel susu formula di pasaran untuk meredakan kekhawatiran masyarakat konsumen susu formula.
Sebelumnya, BPOM telah melakukan pengujian terhadap puluhan sampel susu, namun kali ini akan dilakukan pengujian terhadap seluruh sampel.
Menkes juga menyatakan akan mengumumkan hasil pengujian, termasuk jika ada merek susu formula yang tercemar bakteri.
Untuk menghindarkan polemik kedepannya, Menkes juga mengatakan pihaknya akan membuat kesepakatan dengan produsen susu formula untuk mengumumkan produk yang ditemukan mengandung bakteri.
"Saya minta kepada perusahaan untuk tanda tangan, agar mereka tahu kalau produknya terkena cemaran bakteri dan harus diumumkan supaya masyarakat tahu," paparnya, menegaskan. (*)