Jakarta (ANTARA) - Asupan lemak terutama yang sifatnya jenuh berlebihan bisa memperparah gejala COVID-19 yang dialami pasien, ungkap dokter spesialis gizi klinik dari PPSI Ilmu Gizi Klinik Universitas Indonesia, dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK.
"Konsumsi banyak lemak terutama lemak jenuh akan bisa menyebabkan kondisi peradangan lebih berat akhirnya yang mungkin keluhannya ringan tetapi karena konsumsi yang salah, akhirnya menjadi lebih berat gejalanya," ujar dia dalam webinar bertajuk "Bahaya Salah Asupan Saat Pandemi dan Isoman", Rabu.
Juwalita mengatakan, asupan tinggi lemak mempengaruhi reseptor tempat melekatnya virus SARS-CoV-2 atau ACE-2 sehingga membuatnya lebih mudah dimasuki virus.
Lebih lanjut, salah satu jenis lemak, yakni yang sifatnya jenuh bisa meningkatkan pengeluaran mediator yang sifatnya inflamasi dari sel imun. Akhirnya bila, inflamasi terjadi semakin berat maka ini akan memperparah gejala COVID-19 pasien.
Di sisi lain, diet tinggi lemak juga mempengaruhi kondisi bakteri baik dalam usus, menyebabkan terjadinya peradangan menyeluruh yang akhirnya menurunkan sistem imun tubuh.
"Mikrobiota di dalam tubuh ini punya manfaat luar biasa, tidak hanya menjaga kesehatan saluran cerna juga berdampak pada sistem imunitas tubuh karena membantu mengaktivitasi sel-sel imun tubuh, meskipun kelihatannya hanya di usus," tutur Juwalita.
Lemak sendiri termasuk salah satu komponen yang perlu seseorang batasi bila ingin mendapatkan kondisi tubuh sehat termasuk respon imun yang baik. Kementerian Kesehatan menganjurkan konsumsi lemak 20-25 persen dari total energi (702 kkal) atau setara dengan 5 sendok makan per orang per hari (67 gram).
Lalu, pola makana seperti apa yang dianjurkan untuk para pasien COVID-19 termasuk yang sedang menjalani isolasi mandiri? Juwalita menyerankan diet bergizi seimbang, seperti anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni konsumsi makanan segar dan minim olahan supaya untuk mendapatkan berbagai nutrisi yang dibutuhkan mencakup vitamin mineral, serat makanan, protein dan antioksidan demi pemulihan lebih baik dan cepat.
"Karbohidrat misalnya dari beras merah, beras cokelat, umbi-umbian. Protein bisa dari makanan segar seperti seafood (ikan, udang), ayam tanpa kulit, daging sapi, kacang-kacangan seperti kedelai, almond. Ingat kita butuh magnesium, selenium, mikronutrien untuk bisa menyempurnakan diet sehat kita," demikian kata Juwalita.
Berita Terkait
Batasi asupan daging kurban demi mencegah diserang kolesterol jahat
Selasa, 20 Juli 2021 14:54
Tidur kurang dari lima jam bisa meningkatkan risiko diabetes
Kamis, 7 Maret 2024 10:38
Pola makan sehat dianjurkan saat menghadapi musim hujan
Senin, 4 Maret 2024 8:08
Fakta dan mitos seputar pola makan sehat dan bergizi
Kamis, 25 Januari 2024 7:33
Kiat turunkan berat badan lewat pola makan dan aktivitas
Selasa, 23 Januari 2024 14:02
Inilah tips sehat usai Lebaran di antaranya pola makan dan pola tidur
Selasa, 25 April 2023 8:27
Dirut RSUD ingatkan masyarakat jaga pola makan saat lebaran
Rabu, 19 April 2023 16:06
Duta Gizi minta ibu hamil atur pola makan sehat cegah stunting
Selasa, 24 Januari 2023 5:29