Diarpus Mataram mengusulkan fasilitas pojok baca digital

id diarpus,pocadi,mataram

Diarpus Mataram mengusulkan fasilitas pojok baca digital

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Mataram Jimmy Nelwan. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengusulkan tambahan fasilitas pojok baca digital ke Perpustakaan Nasional RI untuk memudahkan serta meningkatkan minat baca masyarakat di kota itu.

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Mataram Jimmy Nelwan di Mataram, Rabu, mengatakan pojok baca digital (Pocadi) bisa meningkatkan kemampuan masyarakat berliterasi sebagai kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai kegiatan, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara.

"Fasilitas pojok baca digital yang kita usulkan akan ditempatkan di kantor baru kita di Jalan Lingkar Selatan dan di Taman Baca Masyarakat (TBM) Loang Baloq," katanya.

Saat ini, kata Jimmy yang didampingi Kepala Bidang Layanan Perpustakaan Nining dan Kabid Deposit dan Pengolahan Bahan Pustaka Diarpus Kota Mataram Kartina, pihaknya baru memiliki satu titik pojok baca digital yang ditempatkan di Pondok Pesantren Tarbiatul Ummah.

"Pocadi itu juga merupakan batuan dari pemerintah pusat, dengan nilai sekitar Rp130 juta lebih," katanya.

Pasalnya, kata dia, satu paket pojok baca digital diberikan dalam bentuk beberapa barang di antaranya satu layar monitor besar, tiga unit komputer, tablet, serta fasilitas tempat duduk.

"Harapannya, usulan kita bisa segera terealisasi agar Pocadi bisa kita pasang di TBM Loang Baloq," katanya.

Untuk fasilitas di Kantor Diarpus yang baru, pihaknya akan mendapatkan bantuan dari Perpustakaan Nasional RI sekitar Rp14 miliar untuk mendukung pembangunan gedung perpustakaan serta fasilitas pendukung lainnya pada tahun 2023.

"Selain kita dibantu bangun gedung, kita juga akan dibantu mebel, termasuk fasilitas pojok baca digital, dan lainnya sehingga Diarpus bisa menjadi wadah layanan inklusi sosial," katanya.

Pasalnya, setelah gedung baru di Jalan Lingkar Selatan terbangun di atas lahan 5.600 meter persegi, dengan luas bangunan 30 are lebih, maka Diarpus bisa melaksanakan berbagai kegiatan-kegiatan lebih banyak untuk memperkenalkan keberadaan Diarpus sekaligus mendorong dan meningkatkan minat baca masyarakat.

"Jadi orang ke perpustakaan tidak hanya untuk membaca, melainkan juga ikut berbagai pelatihan-pelatihan keahlian yang bisa meningkatkan kreativitas sekaligus ekonomi masyarakat," katanya.

Karenanya, selain mengajukan usulan pembangunan gedung perpustakaan, juga telah diusulkan untuk penambahan koleksi buku, perlengkapan mebel, dan mobil perpustakaan keliling.

"Semoga apa yang kita usulkan ini, bisa terealisasi bersamaan dengan gedung perpustakaan sebagai upaya menyediakan wadah informasi baik dalam bentuk buku maupun bentuk bahan lainnya bagi para pemustaka," katanya.