RI-Malaysia-Thailand keluarkan pernyataan pemulihan ekonomi

id IMT-GT,RI-Malaysia-Thailand,Menperin,Agus Gumiwang Kartasasmita

RI-Malaysia-Thailand keluarkan pernyataan pemulihan ekonomi

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat menghadiri Pertemuan ke-8 IMT-GT yang diselenggarakan di Phuket, Thailand pada 15-16 September 2022. (ANTARA/ HO Biro Humas Kementerian Perindustrian)

Jakarta (ANTARA) - Indonesia, Malaysia, dan Thailand mengeluarkan pernyataan bersama untuk pemulihan ekonomi dan meningkatkan perekonomian di subregional tersebut sekaligus mendukung tumbuh dan berkembangnya wilayah ASEAN.
 

Pernyataan bersama tersebut merupakan hasil dari Pertemuan Tingkat Menteri ke-8 Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) yang berlangsung pada 15-16 September di Phuket, Thailand "Cetak Biru Implementasi (IB) IMT-GT 2022-2026 merupakan kompas untuk mencapai Visi 2036 dari subregional ini,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Minggu (18/9).

Ketiga negara tersebut menyampaikan pernyataan bersama yang berisikan tekad dan upaya untuk menghadapi dinamika geopolitik dunia serta bersama-sama menghidupkan kembali pembangunan sosial dan ekonomi di subregional tersebut.

Dalam pertemuan yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Thailand Arkhom Termpitayapaisith tersebut, delegasi dari ketiga negara sepakat menyampaikan pernyataan bersama serta mengambil langkah strategis demi keberlanjutan kerja sama di subregional IMT-GT.

Salah satu poin dalam pernyataan tersebut adalah bahwa semua negara mendukung IB IMT-GT 2022-2026 sebagai pedoman kerja sama subregional dalam lima tahun ke depan.
 

Untuk itu, pertemuan tersebut mendorong pemangku kepentingan IMT-GT untuk menerapkan kerangka kerja strategis dari semua area fokus, yaitu pendekatan yang berpusat pada koridor untuk integrasi regional, pertumbuhan yang didorong oleh sektor swasta, pengaturan kelembagaan yang sangat responsif, pertumbuhan inklusif, dan mengadopsi ekonomi hijau, biru, dan sirkular.

Pandemi COVID-19 telah menghambat kemajuan pembangunan ekonomi di subregional, meskipun beberapa indikator sosial ekonomi telah menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Perdagangan subregional mencatat peningkatan yang signifikan menjadi 618,1 miliar dolar AS pada 2021, naik dibandingkan angka tahun 2020 (350,9 miliar dolar AS). Total investasi di subregional juga lebih tinggi pada tahun 2021 (58,5 miliar dolar AS) dibandingkan tahun 2020 (26,1 miliar dolar AS).

IMT-GT mengapresiasi negara anggotanya atas kemajuan yang dicapai dalam menyediakan vaksinasi nasional untuk pengendalian penularan COVID-19 dan melaksanakan stimulus ekonomi untuk mempercepat pemulihan ekonomi.

Baca juga: Malaysia mulai gaet para "digital nomad"

Namun, IMT-GT menyadari sepenuhnya tantangan yang timbul dari dinamika geopolitik dunia dapat mengganggu proses pemulihan yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, forum mengimbau untuk tetap solid dalam mengatasi tantangan tersebut.

Terkait sektor pariwisata, IMT-GT menyerukan upaya bersama para pemangku kepentingan untuk terus menghidupkan kembali pembangunan sosial dan ekonomi di subregional ini. Penyebabnya adalah kunjungan wisatawan mancanegara pada subregional turun drastis menjadi 0,5 juta orang pada tahun 2021 yang merupakan rekor terendah di sektor pariwisata.

Oleh karena itu, Pokja Pariwisata juga didorong untuk mengoptimalkan upaya pemulihan pariwisata dengan menjalankan proyek-proyek yang memiliki dampak besar dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan keselamatan.

Untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat, forum juga mendorong Kelompok Kerja Pertanian dan Industri Berbasis Agro untuk mengidentifikasi kolaborasi lintas sektoral untuk mengurangi kerugian pasca panen, mengurangi limbah makanan dan memastikan ketersediaan dan aksesibilitas input pertanian untuk mencapai keamanan dan ketahanan pangan di subregional.

Baca juga: Imigrasi menahan seorang warga Malaysia karena "overstay"

“Selain itu, kelapa sawit merupakan salah satu produk strategis di subregional ini, sehingga perlu menggali potensi kerjasama dalam mengembangkan dan mempromosikan komoditas unggulan ini,” jelas Menperin.

Agus menambahkan, subregional IMT-GT juga berpotensi besar untuk mengembangkan ekonomi halal. Sehingga, Pokja Produk dan Layanan Halal didorong untuk memfasilitasi sertifikasi halal dan memanfaatkan inovasi berbasis digital dan sains dalam memajukan industri halal subregional.

Para pelaku industri juga perlu difasilitasi untuk menembus pasar halal baru dan memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mengangkat subregional menjadi halal hub global.