Jakarta (ANTARA) - Indonesia mendapat tawaran untuk menjadi tuan rumah kejuaraan tenis meja tunarungu Asia-Pasifik (APAC) pada 2024. Tawaran tersebut disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Asia Pacific Deaf Sports of the Deaf (APDSC) Enkhabayar kepada Ketua Perhimpunan Olahraga Tunarungu Indonesia (Porturin) Harpalis Alwi.
Alwi mengatakan akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali sebelum bisa menerima tawaran tersebut. "Kami menyambut gembira dengan semangat. Namun harus kami rapatkan dulu. Dalam waktu dekat kami akan melakukan audiensi dengan Menpora sekalian melaporkan terkait tawan itu," ujar Alwi kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Alwi menuturkan tawaran itu sebetulnya telah diterima setelah penampilan tim bulu tangkis Indonesia pada Kejuaraan Badminton Tunarungu Asia Pasifik di Pattaya Chonburi, Thailand, pekan lalu. Menurut dia, perwakilan APDSC terkesan dengan para pemain Indonesia yang berlaga dalam turnamen itu.
Dalam kejuaraan tersebut, Indonesia membawa pulang dua gelar melalui Ilyas Rachman Ryandhani yang tampil di nomor tunggal putra serta nomor ganda putra berpasangan dengan Edi Susanto. Apabila tawaran tersebut diterima maka itu akan menjadi pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah kejuaraan tenis meja tunarungu.
"Sekjen APDSC tertarik dan yakin kami mampu menjadi tuan rumah apalagi Porturin sudah pernah menjadi penyelenggara dan tuan rumah 3rd Asia Pacific Deaf Badminton Championships pada November 2010 di Samarinda, Kalimantan Timur," kata Alwi menjelaskan.
Baca juga: Indonesia ambil bagian dalam ASEAN Deaf Games
Baca juga: Indonesia sabet dua emas Kejuaraan Badminton Tunarungu Asia Pasifik
Atlet tunarungu memiliki induk organisasi olahraga yang terpisah dari olahraga lainnya maupun Komite Paralimpik (NPC Indonesia). Adapun Porturin berada di bawah International Committee of Sport for The Deaf atau ICSD, yang beranggotakan 112 negara, dan berada di bawah naungan Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Sementara di tingkat Asia, Porturin tergabung dalam Asia Pasific Deaf Sport Confederation (APDSC). Organisasi ini beranggotakan 32 negara di Asia Pasifik dan mempertandingkan 12 cabang olahraga.
Dengan demikian, atlet tunarungu hanya fokus terhadap aturan dan kalender event olahraga yang telah ditetapkan ICSD untuk event dunia, Asia Pacific Deaf Sports of the Deaf (APDSC) untuk ajang Asia Pasifik, dan ADSF untuk kejuaraan Asia Tenggara.