MATARAM INCAR REKOR MURI MAKAN SATE BULAYAK

id

     Mataram, 7/6 (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengincar rekor MURI makan sate bulayak yang akan digelar bersamaan dengan peringatan Hari Keluarga Nasional  pada 30 Juni 2012.

    

     "Lokasi pelaksanaan makan sate bulayak secara massal rencananya di Taman Sangkareang, Kota Mataram. Rencana ini sudah kami bahas dengan wali kota," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram IB Jayantha di Mataram, Kamis.

     Sate bulayak adalah kuliner khas di Pulau Lombok yang terbuat dari daging atau jeroan sapi yang dilumuri dengan bumbu khas Lombok. Sate tersebut dimakan dengan lontong.

     Lontong itulah yang sebenarnya oleh masyarakat setempat disebut sebagai bulayak.

     Ia mengatakan pihaknya saat ini sedang melakukan berbagai persiapan, termasuk berkoordinasi dengan Museum Rekor Indonesia (MURI) mengenai hal-hal yang diperlukan agar penciptaan rekor tersebut bisa terwujud.

     "Yang perlu kami koordinasikan dengan MURI (Museum Rekor Indonesia) adalah, apakah penciptaan rekor MURI dari jumlah orang yang makan sate atau dari jumlah "perapen" (alat pemanggangan). Itu yang harus ditanyakan," ujarnya.

     Ia mengatakan, upaya untuk menciptakan rekor MURI tersebut dilakukan bekerja sama dengan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPBD) Kota Mataram.

     Kegiatan itu juga melibatkan Asosiasi Pedagang Kreatif Lapangan (APKLI) Provinsi NTB. Lembaga tersebut  akan mengkoordinasikan para pedagang sate bulayak yang akan dilibatkan.

     Jumlah pedagang yang akan dilibatkan mencapai ratusan orang. Mereka nantinya akan diberikan pakaian dan topi khusus agar terlihat rapi dan bersih.

     "Tujuan kegiatan itu adalah untuk memperkenalkan kuliner khas Lombok kepada para tamu dari berbagai provinsi yang mengikuti Harganas. Di samping untuk memberdayakan para pedagang kaki lima," ujarnya.    

     Ia mengatakan, dana kegiatan tersebut bersumber dari APBD, namun pihaknya juga berupaya mengajak pihak lain untuk berperan menyukseskan kegiatan bersifat mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif yang dipadukan dengan pariwisata.

     Upaya itu sejalan dengan arahan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang menginginkan agar pengembangan pariwisata dipadukan dengan pemberdayaan pelaku usaha ekonomi kreatif.

     Selain makan sate bulayak secara massal, kata Jayantha, kegiatan Harganas juga akan dirangkaikan dengan berbagai parade pelangi budaya lintas etnis sehingga kegiatan  nasional itu menjadi lebih semarak.

     "Pemerintah Kota Mataram berupaya  menjadi tuan rumah yang sukses dalam penyelenggaraan Harganas. Untuk itu, seniman dan budayawan serta komponen masyarakat dari enam kecamatan di Kota Mataram juga dilibatkan," ujarnya. (*)