Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengajak para dokter untuk menjadikan Hari Dokter Nasional 2022 sebagai pengingat untuk selalu memberi pelayanan kesehatan kepada siapapun yang membutuhkan tanpa pandang bulu.
“Dokter juga harus terus menjaga marwahnya untuk selalu memberi pelayanan kesehatan pada siapapun yang membutuhkannya,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (24/10).
Tjandra menuturkan dokter di Indonesia perlu senantiasa meningkatkan ilmu pengetahuan kedokterannya untuk memberi pelayanan terbaik pada pasiennya. Ia juga mengingatkan bahwa selain menangani pasien yang sakit, maka dokter juga utamanya perlu memberi pelayanan kepada yang sehat agar tetap sehat.
Tak hanya itu, Mantan Direktur WHO ini juga mengingatkan pemerintah untuk memperhatikan kesejahteraan pasien agar senantiasa dapat melaksanakan tugasnya dan menjadi garda terdepan dalam pelayanan kesehatan. “Di sisi lain, dokter juga perlu mendapat jaminan keamanan, keselamatan dan hidup yg layak untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik,” ucap dia.
Adapun pada Hari Dokter Nasional 2022, Presiden Joko Widodo turut mengucapkan selamat melalui unggahan di akun Instagram dan Twitter resmi @jokowi. Melalui unggahan yang disertai dengan foto ilustrasi suasana ruang rawat inap pasien di sebuah rumah sakit tersebut, Presiden Jokowi berterima kasih kepada para dokter dan segenap tenaga kesehatan untuk pengabdian tanpa pamrih, juga keteguhan untuk berada di garis depan menghadapi pandemi.
“Dedikasi para dokter dan tenaga kesehatan yang sepenuh hati telah menyelamatkan rakyat dari negeri ini,” tulisnya. Hari Dokter Nasional diperingati setiap tanggal 24 Oktober dan peringatan tahun ini merupakan peringatan Hari Dokter Nasional yang ke-72. Tema perayaan tahun ini adalah “Berbakti untuk Negeri Mengabdi untuk Rakyat”.
Baca juga: Dikes NTB: pasien positif Omicron XBB tidak pernah ke Lombok
Baca juga: Jaga kesehatan tulang dengan kombinasi nutrisi
Penetapan Hari Dokter Nasional bertepatan dengan pendirian Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada 24 Oktober 1950 sebagai organisasi profesi kedokteran yang dipimpin dan beranggotakan hanya dokter Indonesia dan tidak ada lagi dokter asing yakni Belanda.