Mataram (ANTARA) - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Nusa Tenggara Barat, Hj. Niken Saptarini Zulkieflimansyah meminta kepada desainer dan perajin tenun untuk tidak ketinggalan mengikuti tren fesyen sehingga bisa memenangkan persaingan pasar.
"Saat ini pasar selalu melihat tren, untuk memenuhi keinginan pasar seperti model fesyen dari produk yang dihasilkan perajin kain tenun harus bisa menyesuaikan," ujarnya saat meninjau dua sentra Tenun di Kebun Ayu dan Gunung Malang di Kabupaten Lombok Barat, Rabu.
Ia mengatakan NTB memiliki potensi kekayaan warisan budaya yang berlimpah. Mulai dari tenun, sarung, songket, yang dirancang menjadi fesyen. Seperti model pakaian, tas, sepatu, hijab dan banyak produk pernak-pernik lainnya.
"Kita tidak ingin kekayaan budaya seperti tenun, hanya kita yang nikmati sendiri, tapi harus lebih daripada itu, tenun ini dapat dipakai semua kalangan, bahkan dunia. Yang terpenting akan menjadi warisan anak dan cucu kita selanjutnya," kata Ketua TP PKK NTB ini.
Sementara salah satu penenun, Nur Aziziyah menyampaikan komitmennya untuk bisa ikut memajukan tenun lokal dan berharap mendapatkan pembinaan sehingga ke depan tenun-nya bisa menjadi tren fesyen Indonesia bahkan mendunia.
"NTB ini memiliki kekayaan tenun atau songket yang kaya, ini dapat menginspirasi dan menginovasi untuk tren fesyen. Kami berharap dapat pembinaan dan sering dikunjungi sehingga menjadi penyemangat kami dalam menenun," katanya.
Berita Terkait
Kejati NTB tangkap mantan pejabat bank syariah di Semarang
Kamis, 19 Desember 2024 5:19
Museum Negeri NTB pamerkan koleksi terbaru hibah Kesultanan Sumbawa
Rabu, 18 Desember 2024 20:42
NTB raih juara I nasional anugerah Keterbukaan Informasi Publik
Rabu, 18 Desember 2024 18:07
PJ Gubernur: UMK 2025 untuk 10 kabupaten/kota di NTB naik 6,5 persen
Rabu, 18 Desember 2024 17:00
Bandara Lombok tingkatkan pelayanan jelang Nataru 2025
Rabu, 18 Desember 2024 16:58
Kajati NTB tagih hasil audit inspektorat terkait Motocross 2023
Rabu, 18 Desember 2024 15:10
Kajati NTB telusuri indikasi korupsi Dikbud Rp42 Miliar
Rabu, 18 Desember 2024 15:09
Kajati NTB: Penyidikan korupsi lahan eks GTI masih berjalan
Rabu, 18 Desember 2024 15:07