Status gunung sangeangapi diturunkan kembali menjadi waspada

id gunung sangeangapi, waspada, esdm

Status gunung sangeangapi diturunkan kembali menjadi waspada

Gunung Sangeangapi berstatus waspada (Ist)

...hasil pemantauan tim tanggap darurat di lapangan sejak 31 Mei hingga 13 Juni 2013, secara visual kondisi Gunung Sangeangapi tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan"

Mataram, (Antara Mataram) - Status Gunung Sangeangapi di Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, sudah diturunkan kembali dari sebelumnya siaga level III menjadi waspada level II terhitung sejak 14 Juni 2013 pukul 15.00 WITA.

Kepala Seksi Mitigasi Bencana Geologi Dinas Pertambangan dan Energi NTB H Kun Dwi Santoso di Mataram, Selasa, mengatakan hasil pemantauan tim tanggap darurat di lapangan sejak 31 Mei hingga 13 Juni 2013, secara visual kondisi Gunung Sangeangapi tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan.

"Kenampakan asap kawah yang biasa muncul masih tetap tidak menunjukkan perubahan yang mencolok, asap kawah umumnya tidak teramati, sesekali tampak asap kawah berwarna putih tipis hingga sedang, dengan tinggi maksimum 20 meter di atas puncak, tekanan lemah. Pada malam hari tidak tampak adanya sinar api dari puncak," katanya.

Ia mengatakan, pada umumnya gempa yang terekam di Gunung Sangeangapi adalah gempa vulkanik dangkal, vulkanik dalam, tektonik lokal, tektonik jauh, embusan, dan tremor.

"Pemantauan secara visual dari Pos Pengamatan Gunung Sangeangapi di Sangeang Darat, Bima, selama Mei hingga 13 Juni 2013, umumnya cerah, di bagian puncaknya terlihat embusan asap putih tipis setinggi 20 meter dari puncak," katanya.

Menurut catatan sejarah aktivitas letusan Gunung Sangeangapi umumnya bersifat eksplosif dengan pusat kegiatan di puncak. Namun terkadang muncul aliran lava, awan panas, dan pertumbuhan kubah lava.

Gunung Sangeangapi saat ini memiliki kubah lava yang menambah potensi bencana bila terjadi letusan yang menghancurkan kubah lava tersebut dan menimbulkan aliran awan panas dan jatuhan "piroklastik".

Dia mengatakan, di Pulau Sangeang pada saat ini tidak ada penduduk tetap, yang ada penduduk musiman yang berkebun di pulau tersebut, dan biasanya mereka berkebun pada Agustus sampai April tahun berikutnya, yang dimulai dari awal penanaman hinga panen," katanya.

"Penduduk umumnya tersebar di bagian barat daya, sehingga potensi bahaya bagi penduduk sangat kecil," kata Kun.

Namun, katanya, jika terjadi perubahan aktivitas vulkanik Gunung Sangeangapi secara signifikan, tingkat kegiatannya dapat diturunkan atau dinaikkan sesuai dengan tingkat kegiatan dan ancamannya.

Menurut dia, pemantauan secara intensif terus dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan Gunung Sangeangapi serta pemahaman terhadap aktivitas gunung tersebut melalui kegiatan sosialisasi tentang ancaman bahaya letusan Gunung Sangeangapi.

Sehubungan dengan status waspada Sangeangapi, direkomendasikan masyarakat di sekitar gunung tersebut termasuk pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki dan mendekati kawah yang ada di puncak dalam radius 1,5 kilometer.

Masyarakat di sekitar Gunung Sangeangapi diharap tenang dan tetap waspda, tidak terpancing isu-isu tentang letusan gunung tersebut.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait aktivitas Gunung Sangeangapi.

"Kita meminta masyarakat selalu mengikuti arahan dari BPBD dan pemerintah daerah hendaknya berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunungapi Sangeangapi yang berada di Sangeangdarat, Kecamatan Wera atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.(*)

Pewarta :
Editor: Masnun
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.