Dinsos-Satpol PP akan menertibkan pengamen di Mataram

id ngamen,dinsos,mataram

Dinsos-Satpol PP akan menertibkan pengamen di Mataram

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram Sudirman. (FOTO ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) setempat akan melakukan penertiban terhadap keberadaan pengamen jalanan yang menjadi salah satu fenomena penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

Kepala Dinsos Kota Mataram Sudirman di Mataram, Kamis, mengatakan, keberadaan pengamen baik di jalanan, warung, ruang terbuka hijau (RTH), bahkan objek wisata cukup mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat.

"Karena ini berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan, jadi untuk penertiban pengamen kita akan bekerja sama dengan Satpol PP dan pihak terkait lainnya," katanya menyikapi laporan warga terhadap keberadaan pengamen terutama di sejumlah objek wisata, seperti di kawasan wisata Loang Baloq, Pantai Ampenan, dan Jalan Udayana.

Dikatakannya setelah dilakukan pengawasan rutin terhadap keberadaan anak jalanan, gelandangan, dan pengemis sejumlah titik strategis di Mataram, keberadaan pengamen di jalan-jalan tidak ditemukan.

Hanya saja, aktivitas pengamen beralih di warung-warung makan, taman kota, dan objek wisata. Padahal, meskipun itu dilakukan tidak di jalanan ini tidak dibolehkan karena dinilai mengganggu dan menjadi bagian dari aktivitas anak jalanan, gelandangan, dan pengemis.

"Untuk itulah, kami segera akan melakukan penertiban terhadap keberadaan pengamen sekaligus melakukan pendataan terhadap keberadaan mereka. Pasalnya, kecil kemungkinan kalau pengamen ini berasal dari Kota Mataram," katanya.

Sebelumnya, Harti seorang warga dari luar Kota Mataram melakukan wisata kuliner ikan bakar di kawasan Loang Baloq. Sebelum ikan bakar dihidangkan sudah ada dua pengamen yang datang.

Kemudian setelah makanan mereka dihidangkan juga kembali ada dua rombongan pengamen datang lagi, sehingga keberadaan mereka itu terkesan mengganggu kenyamanan mereka berwisata.

"Mereka ngamen kesannya iseng-iseng saja, karena begitu dikasi uang langsung pergi. Lagu yang mereka nyanyikan tidak sampai habis, hanya sekadarnya saja," katanya.

Dia berharap, kondisi ini bisa menjadi atensi pemerintah setempat untuk menciptakan rasa aman dan nyaman kepada para pengunjung wisata.