Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Kedokteran Forensik Dr. dr. Putri Dianita Ika Meilia, Sp.F, MCRM mengatakan dibutuhkan teknik pendekatan yang baik kepada keluarga calon pendonor organ terkait rencana transplantasi organ.
"Jangan tiba-tiba datang dengan membawa perlengkapan sudah siap untuk mengambil organ. Nah itu akan dianggap tidak elok oleh masyarakat. Mungkin kalau untuk detail-nya kita harus menyusun strategi juga bersama dengan rumah sakit yang kita tuju," kata Putri Dianita Ika Meilia dalam webinar bertajuk "Transplantasi Paru", yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Putri Dianita Ika Meilia mengatakan untuk membicarakan rencana donasi organ, tim donasi organ harus melihat kondisi keluarga calon donor. Keluarga calon donor tentunya belum siap menghadapi kematian calon donor sehingga situasinya kemungkinan tidak akan kondusif apabila pihak keluarga langsung diajak membahas transplantasi organ. "Satu sisi mungkin (keluarga) belum siap menghadapi kematian si calon donor, belum siap kehilangan ya apalagi nanti kita ajak bicara soal donasi," kata Putri Dianita Ika Meilia.
Putri menambahkan jangan sampai pembahasan rencana transplantasi organ ini mengarah pada kecurigaan calon donor dibiarkan meninggal sehingga donor organ bisa didapatkan. "Jangan sampai misalnya baru saja disampaikan bahwa ini pasien-nya sudah meninggal atau menjelang mati batang otak, kemudian langsung kita todong supaya menjadi calon donor. Jangan sampai kemudian dikaitkan bahwa memang sengaja dibiarkan atau sengaja dibiarkan meninggal supaya kita mendapatkan calon donor," pesannya.
Putri Dianita Ika Meilia mengatakan berdasarkan pedoman-pedoman medis transplantasi organ di sejumlah negara, pembicaraan transplantasi organ sebaiknya dilakukan oleh dua pihak yang tidak memiliki kepentingan.
Baca juga: Disnaker Bali donor darah bentuk kesetiakawanan
Baca juga: PLN NTT gandeng PMI Sikka gelar donor darah
"Misal ada dokter yang merawat, tim dokter yang merawat sehingga timnya menyampaikan bahwa ini prognosis-nya seperti apa, sedang menjelang mati batang otak. Baru kalau keluarga sudah menerima hal itu, dilakukan pendekatan masalah donasi. Itu menurut penelitian adalah pendekatan yang paling besar kemungkinan keberhasilan-nya," kata kata dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan ini.
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur, menyatakan kesiapan melakukan transplantasi paru-paru untuk kali pertama di Indonesia. Hingga kini RSUP Persahabatan telah mendata total 14 resipien yang masuk dalam daftar tunggu penerima organ tubuh paru-paru dari pendonor. Sebanyak tiga diantaranya telah meninggal dunia. Transplantasi paru-paru perdana di RSUP Persahabatan hingga kini masih menunggu ketersediaan pendonor hingga izin keluarga.
Berita Terkait
Dokter beberkan syarat bagi orang mau lakukan transplantasi hati
Kamis, 25 Juli 2024 6:10
SOFYAN DJALIL WASIATKAN DONOR ORGAN TUBUH
Selasa, 13 Januari 2009 9:34
"Baby blues" yang tak tertangani bisa sebabkan depresi
Kamis, 22 Desember 2022 13:10
Peran donor darah penting sistem kesehatan nasional
Selasa, 14 Juni 2022 15:49
Tim medis yang ditolak tetangga telah difasilitasi tempat tinggal dan jemputan
Rabu, 25 Maret 2020 12:31
Kelewatan! Dokter dan perawat urus pasien COVID-19 ditolak di lingkungan rumahnya
Rabu, 25 Maret 2020 10:17
3 dokter meninggal diduga terpapar corona dari pasien
Minggu, 22 Maret 2020 6:18
Perawat pasien COVID-19 melakukan pendekatan psikologis dengan curhat
Minggu, 15 Maret 2020 21:39