UMKM perlu berinovasi agar tetap bisa resiliensi

id umkm,LPEM FEB UI,inovasi umkm,umkm pascapandemi

UMKM perlu berinovasi agar tetap bisa resiliensi

Pembeli menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk membeli saat bazar UMKM di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/6/2023). Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi yang dilakukan melalui QRIS hingga Mei 2023 sebanyak 26 juta merchant yang 90 persen dari total tersebut merupakan UMKM. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc. (ANTARA FOTO/YULIUS SATRIA WIJAYA)

Jakarta (ANTARA) - Ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Chaikal Nuryakin menggarisbawahi pentingnya UMKM untuk melakukan inovasi agar tetap memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan tangguh atau resiliensi.

"Sebenarnya UMKM ini, salah satu kendala utamanya berinovasi. Berinovasi produk, berinovasi marketing, untuk bisa melakukan resiliensi penjualan," kata Chaikal yang merupakan Kepala LPEM FEB UI itu saat dijumpai di Jakarta, Selasa.

Menurut Chaikal, keberadaan platform digital seperti e-commerce memang telah membantu peningkatan resiliensi UMKM, terutama selama pandemi. Meski begitu, UMKM tetap perlu melakukan inovasi dengan harapan tetap tangguh di masa pemulihan pandemi COVID-19.

Mempertahankan permintaan konsumen mungkin akan lebih mudah dilakukan bagi UMKM yang sudah memiliki toko offline dan online di masa pascapandemi. Meski terjadi perubahan gaya hidup, Chaikal menilai bahwa saat ini konsumen masih menggemari kebiasaan belanja daring.

"Jumlah customer-nya di online itu makin banyak sepanjang pandemi. Kalaupun itu nanti berkurang setelah pandemi, menurut saya, nggak begitu signifikan (penurunannya) seharusnya. Terutama kalau memang kebiasaan orang untuk belanja online itu memang permanen, bukan transitory," kata dia.

Senada, peneliti dari LPEM FEB UI Prani Sastiono memandang bahwa kebiasaan belanja daring tetap diminati oleh konsumen walau pandemi sudah berakhir. Maka langkah selanjutnya, UMKM perlu berinovasi sehingga mampu mempertahankan permintaan dari konsumen seperti saat masa pandemi.

"Untuk ke depannya perlu inovasi-inovasi sehingga demand itu bisa tetap dipertahankan. Karena mungkin orang sudah mulai offline, prefer untuk makan di luar, beli grocery sendiri. Jadi, mungkin harus ada service tambahan atau inovasi-inovasi baru untuk mempertahankan demand-nya," kata dia.

Chaikal memandang bahwa dukungan finansial yang minim menjadi tantangan bagi UMKM untuk berinovasi. Oleh sebab itu, menurut dia, pemerintah juga perlu turut andil untuk memberikan subsidi kepada UMKM yang memiliki kemampuan untuk berinovasi.

Baca juga: Nyaman-aman kunci tingkatkan transaksi UMKM di PRSU
Baca juga: Gairahkan UMKM Kalsel, Inggris dan Amerika minati Kain Batik Sasirangan


"Untuk naik kelas, dia (UMKM) harus mendiferensiasi produk. Agar dia sustain, agar dia bisa jadi tumbuh, dia harus inovasi produk. Mendiferensiasi produknya dari UMKM lain. Pemerintah, menurut saya, harus mensubsidi inovasi ke UMKM yang memang punya kemampuan untuk itu," pungkas Chaikal.