Kota Bogor (ANTARA) - Badan Pangan Nasional melibatkan Badan Riset dan Inovasi Nasional dalam memperkuat teknologi informasi penyatuan data pangan terkait berbagai inovasi, varietas tanaman hingga harga komoditas.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arif Prasetyo Adi di Bogor, Jawa Barat, Selasa, mengatakan penyatuan data pangan itu akan memberi informasi akurat dan dapat merespons dengan cepat kebijakan yang diperlukan dalam rantai pasok pangan kepada masyarakat.
Arif yang diwawancara usai menghadiri rapat koordinasi program dan kegiatan bersama mitra Bapanas menuturkan ketersediaan pangan kini bukan hanya program kementerian teknis, seperti Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan, melainkan juga badan usaha milik negara (BUMN) di bawah Bapanas. "Tadi saya minta secara khusus juga ada penyatuan data pangan, harga dan lain-lain sehingga ini bisa berjalan dengan baik," katanya.
Arif menjelaskan kerja sama Bapanas dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mencakup artificial intelligence (AI), penanaman tanaman pangan di Sukamandi melibatkan ID Food, dan kerja sama terkait teknologi informasi khusus lainnya.
Sejumlah program yang telah berjalan, di antaranya penyusunan standar mutu beras dan vanila, kajian posisi Indonesia dalam forum Codex Internasional, pemberian rekomendasi teknis penerbitan Sertifikat Penerapan Penanganan yang Baik (SPPB PSAT), hingga pengembangan AI untuk peramalan harga pangan. Ke depan, Arif berharap kerja sama bisa berjalan baik dengan tindak lanjut rapat koordinasi bersama 514 dinas urusan pangan kabupaten/kota se-Indonesia.
Pada kesempatan sama, Kepala BRIN Laksamana Tri Handoko menyatakan lembaganya siap mendukung Bapanas, khususnya dalam membuat kebijakan yang lebih saintis berbasis data karena kebijakan pangan yang tidak berbasis data dan angka bisa jadi masalah. "Indonesia membutuhkan data yang akurat, di setiap lokasi menjadi penting untuk memastikan tidak hanya produksi, tetapi juga rantai pasok," katanya.
Baca juga: Bapanas menggelar gerakan pangan murah di Kabupaten Bangli Bali
Baca juga: Budi daya pertanian berbasis bibit unggul dibangun Bapanas
Data yang kurang akurat bisa menimbulkan masalah dan dampaknya bisa menimbulkan inflasi, kemudian berdampak tidak hanya kepada petani dan konsumen, tetapi semua dunia usaha pada umumnya. "Jadi, kita siap mendukung Pak Arif dan teman-teman di Bapanas," ujarnya.