Mataram (Antara NTB) - Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH M Zainul Majdi mengajak seluruh komponen masyarakat termasuk para pelaku industri pariwisata untuk mengembangkan wisata syariah di provinsi itu mengingat segmen pasar yang begitu tinggi.
"Potensi wisata syariah atau wisata keluarga di NTB itu sangat besar. Bukan hanya karena mayoritas penduduk islam, tapi karena potensi alam dan budaya yang menarik para wisatawan cukup banyak di daerah ini," kata gubernur di acara seminar sehari bertemakan "Nusa Tenggara Barat Menuju Destinasi Wisata Syariah dan Wisata Keluarga Dunia," di Mataram, Rabu.
Dikatakan gubernur, wisata syariah merupakan salah satu potensi yang sangat mungkin untuk dikembangkan di Indonesia, mengingat sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
Terlebih lagi, NTB sebagai salah satu provinsi dengan mayoritas penduduk muslim, dan pada saat yang sama juga dikaruniakan keindahan alam, keragaman budaya dan potensi-potensi tempat wisata lain yang bisa dikembangkan.
Menurut dia, wisata syariah sebagai wisata yang mengadopsi nilai-nilai Islam, dimana dalam hal tersebut ada aspek kehalalan dalam makanan dan beberapa hal lainnya yang menjadi perhatian para "Muslim Travellers" kemana pun mereka pergi.
"Kita bisa mulai dengan banyak hal, seperti halnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang bisa ambil peran untuk sertifikasi, dan banyak hal-hal yg bisa kita lakukan ke depan," jelas gubernur.
Karena itu, gubernur juga meyakini, bahwa ada pendekatan yang bisa dilakukan agar kehadiran wisata syariah di NTB tidak bermakna menghilangkan wisata konvensional yang ada, namun justru menghadirkan satu pendekatan pariwisata yang lain, sehingga daerah ini akan memiliki lebih banyak lagi peluang untuk mengatraksi para wisatawan dari luar negeri.
Untuk itu, gubernur juga mengapresiasi kinerja pemerintah daerah dalam membangun sektor pariwisata di NTB. Bahkan, dia berjanji untuk memberikan dukungan politik yang berwujud kebijakan, fasilitasi program, upaya untuk mensynergikan dengan kabupaten/kota dan termasuk keberpihakan anggaran.
"Peran dari gubernur dan jajaran pemerintah daerah tersebut itu hanya sebagian kecil dari peran yang dibutuhkan untuk membangun wisata syariah atau halal industri di negeri yang kita cintai ini," tambahnya.
Selain itu, gubernur memastikan agar pembagunan yang disiapkan oleh pemerintah pusat atau daerah bisa saling mendukung dengan nilai yang hidup di masyarakat. Hal itu dikatakan penting oleh gubernur, karena menurutnya pembangunan yang baik adalah yang ada keberlanjutan dan dukungan yang kuat dari masyarakat.
"Jadi sejauh kita mengembangkan suatu model pembangunan dan pendekatan di sektor tertentu yang menghargai dan memfasilitasi nilai luhur masyarakat, maka apa yang kita lakukan itu Insha Allah akan lebih suskes dan berkelanjutan," kata gubernur yang akrab dengan sapaan Tuan Guru Bajang (TGB) itu.
Disi lain dia juga menghimbau kepada seluruh jajaran pemerintah daerah bersama seluruh stake holder untuk bisa segera merumuskan langkah-langkah strategis dan menyiapkan perangkat yang diperlukan untuk kesiapan NTB dalam menjadi salah satu daerah halal "tourism".
"Dengan bersama-sama membangun wisata syariah, maka potret pariwisata NTB akan semakin beragam. Dikarenakan pemerintah maupun para pelaku industri pariwisata bisa menghadirkan dan menyiapkan suatu fasilitas baru yang memang diperlukan oleh segmen tertentu seperti para `Muslim Travellers`," kata dia. (*)
Gubernur NTB: Segmen Pasar Wisata Syariah Tinggi
"Potensi wisata syariah atau wisata keluarga di NTB itu sangat besar. Bukan hanya karena mayoritas penduduk islam, tapi karena potensi alam dan budaya yang menarik para wisatawan cukup banyak di daerah ini,"