Mataram (ANTARA) - Pasar Seni Sesela, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Barat yang dibangun pada 2013, sepi pengunjung baik wisatawan asing maupun nasional sejak pandemi COVID-19 sampai sekarang.
Dari pantauan ANTARA, Selasa, areal parkir kosong melompong atau tidak ada kendaraan dari tamu baik roda dua maupun roda empat yang parkir.
Demikian pula dengan kondisi di lapak, sama sekali tidak ada pembeli atau pengunjung. Sebaliknya yang ada hanya para pedagang duduk santai serta sebagian lagi sibuk dengan memahat kerajinan kayu.
"Pasar seni ini buka setiap hari dari pagi hingga sore. Sebelum merebaknya COVID-19, pasar ini ramai dikunjungi oleh para wisatawan lokal hingga internasional, sekarang sepi," kata Wil, karyawan toko seni pasar tersebut.
Saat ini, kata dia, pengunjung Pasar Seni Sesela lebih banyak berasal dari Pulau Lombok. "Untuk sekarang pengunjungnya didominasi dari lokal Lombok saja," katanya.
Sementara itu, Tajuddin, pemilik toko di Pasar Sesela, masih berharap akan adanya wisatawan asing seperti dari kapal pesiar.
"Mungkin sekitar bulan Desember 2023, akan ada kunjungan dari mereka wisatawan asing penumpang kapal pesiar," katanya.
Seperti diketahui, mayoritas pedagang di Pasar Seni Sesela yang berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Mataram, berasal dari Kecamatan Sesela, Lombok Barat.
Mereka berdagang berbagai barang seni yang merupakan buah tangan dari para perajin lokal, seperti, gantungan kunci, patung ukiran, alat rumah tangga, mainan anak yang berbahan dasar kayu, sampai kain tenun. Harga dari produk seni tersebut dari Rp50 ribu sampai jutaan rupiah.