Mataram (ANTARA) - Jumlah penderita stunting di Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, sampai Agustus 2023 tercatat 207 orang.
Koordinator Gizi Puskesmas Bonjeruk Jonggat, Mardianti, Rabu, menyatakan, masih adanya penderita stunting tersebut, karena kurang kesadaran warga tentang pentingnya protein hewani untuk anak.
Untuk mengatasi soal protein itu, kata dia, pemerintah daerah akan tetap memberikan dua butir telur per harinya kepada penderita stunting.
Dari data terbaru yang diperoleh, pada 2022 jumlah yang terdampak stunting mencapai 214 orang atau 18,01 persen, kemudian Agustus 2023 turun menjadi 207 orang atau 17,75 persen.
Mardianti juga mengharapkan ke depannya angka stunting bisa terus ditekan dan warga lebih memperhatikan lagi kebutuhan gizi anak.
"Semoga ke depannya bisa kita tekan turun sampai 14 persen," katanya.
Sementara itu, Camat Jonggat, Lale Anys Fajriani, mengatakan, saat ini baru satu desa yang ditetapkan menjadi lokasi khusus stunting.
"Baru kemarin Desa Pengenjek ditetapkan jadi lokasi khusus stunting," katanya.
ia melanjutkan pihaknya akan berkordinasi dengan semua desa dan puskesmas di Kecamatan Jonggat untuk membuat lokasi khusus stunting.
"Sekarang program Rembuk Stunting sudah dilaksanakan di Pengenjek," katanya.