Dubai (ANTARA) - Sebanyak 118 negara menyatakan komitmen untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan hingga tiga kali lipat pada 2030, selama konferensi para pihak dalam kerangka kerja sama PBB untuk perubahan iklim (COP28) di Dubai, UAE, pada Sabtu (2/12).
Sebagai bagian dari inisiatif yang diumumkan pada COP28, inisiatif Percepatan Global untuk Dekarbonisasi yang diluncurkan itu juga memuat komitmen ratusan negara tersebut dalam melipatgandakan upaya efisiensi energi.
Negara-negara yang menandatangani komitmen tersebut antara lain UAE, AS, Brazil, Jepang, Inggris, Meksiko, Polandia, Jerman, Australia, Kanada, Denmark, Prancis, Kenya, Belanda, Nigeria, dan Spanyol.
Sementara Turki, China, India, dan Afrika Selatan belum menandatangani inisiatif itu. Meningkatkan kapasitas energi terbarukan global sebanyak tiga kali lipat berarti meningkatkannya dari 3,4 terawatt pada 2022 menjadi 11 terawatt pada 2030.
Kedua target tersebut merupakan salah satu dari lima langkah utama yang diumumkan oleh Badan Energi Internasional untuk menyukseskan COP28. Selain itu, dalam inisiatif tersebut, sebanyak 50 perusahaan yang mewakili lebih dari 40 persen produksi minyak global menandatangani Perjanjian Dekarbonisasi Minyak dan Gas (OGDC).
Sebagai bagian dari inisiatif ini, sebuah komitmen dibuat untuk menyediakan pendanaan sebesar 1 miliar dolar AS (sekitar Rp15,4 triliun) untuk proyek pengurangan emisi metana. Presiden COP28 Ahmed Al Jaber mendesak lebih banyak negara untuk menandatangani komitmen untuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan global dan menggandakan kemajuan dalam efisiensi energi.
Baca juga: Indonesia butuh payung hukum khusus untuk energi terbarukan
Baca juga: DPR mendorong pembangunan ekosistem energi baru terbarukan
“Meskipun banyak perusahaan minyak nasional telah mengadopsi target emisi nol bersih untuk pertama kalinya pada 2050, saya tahu bahwa mereka dan perusahaan lain dapat berbuat lebih banyak," kata Al Jaber, yang menyebut peluncuran OGDC sebagai “langkah besar".
“Seluruh sektor perlu menetapkan target yang lebih kuat untuk mencapai kenaikan suhu global 1,5 derajat,” ujar dia, menambahkan.
Sumber: Anadolu