Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa semua upaya pembangunan energi baru terbarukan membutuhkan pembiayaan besar dan negara-negara yang sedang berkembang tidak mungkin mampu melakukannya sendiri.
"Indonesia butuh investasi lebih dari 1 triliun dolar AS untuk netralitas karbon pada tahun 2060. Indonesia mengundang kolaborasi dari mitra bilateral, investasi swasta, dukungan filantrofi, dan dukungan negara-negara sahabat," kata Jokowi menyampaikan national statment di COP28, Dubai, Jumat (1/12).
Indonesia terus bekerja keras untuk mencapai target netralitas karbon pada tahun 2060 atau lebih awal, sekaligus menikmati pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Presiden Jokowi menuturkan bahwa Indonesia juga terus berupaya menurunkan angka kemiskinan dan ketimpangan secara signifikan, serta menciptakan lapangan kerja untuk penduduknya.
"Saya yakin banyak negara berkembang mempunyai posisi yang sama dengan Indonesia. Akan tetapi, agenda ini tidak bisa dilakukan oleh masing-masing negara karena perlu kerja sama yang kolaboratif dan inklusif berupa aksi-aksi nyata untuk menghasilkan karya-karya nyata. Itulah yang harus kita capai di COP28," ucapnya.
Selain menyampaikan pentingnya kolaborasi dalam upaya menurunkan emisi, Presiden Jokowi juga berbicara tentang kolaborasi untuk sektor agrikultur karena punya potensi untuk menghasilkan bahan bakar nabati yang ramah lingkungan.
Menurut Jokowi, agrikultur rentan terkena dampak perubahan iklim yang bisa menurunkan angka produksi pangan sehingga membutuhkan kerja sama agar sektor pertanian ini bisa mencukupi permintaan global.
Baca juga: Bisnis halal mempersatukan negara Muslim
Baca juga: Perpustakaan di Sulbar hadirkan masyarakat terpelajar
Baca juga: Bisnis halal mempersatukan negara Muslim
Baca juga: Perpustakaan di Sulbar hadirkan masyarakat terpelajar
Pada hari kedua di Dubai, Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Persatuan Emirat Arab, menghadiri pembukaan World Climate Action Summit (WCAS) pada COP28, mengikuti acara petinggi negara yang membahas sistem transformasi pangan dalam menghadapi perubahan iklim atau Leaders’ Event: Transforming Food Systems in the Face of Climate Change.