Pakar: Capres dan cawapres harus keluar dari gimik untuk gaet pemilih muda

id Pengamat Unpad,Caroline Paskarina,Masa Kampanye,Debat Capres,Debat Cawapres

Pakar: Capres dan cawapres harus keluar dari gimik untuk gaet pemilih muda

Pekerja menyortir surat suara pemilihan umum 2024 di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (26/12/2023). Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Boyolali mempekerjakan sebanyak 490 orang untuk melakukan penyortiran dan pelipatan surat suara pemilihan umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2024. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/aww.

Sejumlah riset tentang preferensi pemilih pemula atau muda, menunjukkan harapan mereka akan hadirnya pemimpin yang patut diteladani

Jakarta (ANTARA) - Pakar ilmu politik Universitas Padjadjaran Caroline Paskarina mengatakan ketiga pasangan calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) harus keluar dari gimik-gimik dan mengedepankan program yang realistik untuk menggaet pemilih pemula atau pemilih muda.

“Sejumlah riset tentang preferensi pemilih pemula atau muda, menunjukkan harapan mereka akan hadirnya pemimpin yang patut diteladani, kepastian hukum, pemberantasan korupsi, (serta) penanganan masalah-masalah ekonomi secara tuntas yang perlu dijawab oleh program-program realistik dari setiap pasangan calon," ujar Caroline saat dihubungi dari Jakarta, Selasa.

Caroline mengatakan gimik-gimik politik juga bisa menjadi bumerang bagi capres-cawapres karena dapat menimbulkan antipati dari pemilih muda atau pemula."Pasangan calon perlu keluar dari gimik-gimik yang justru bisa jadi bumerang karena antipati dari para pemilih muda atau pemula," kata Caroline.

Baca juga: KPU sebut 107 juta pemilih muda dominasi Pemilu 2024

Dari dua debat capres-cawapres yang telah diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada Selasa (12/12) dan Jumat (22/12), menurut Caroline, masih perlu diimbangi konsistensi terhadap isu yang disuarakan.

"Ketiga pasangan calon sudah berupaya memunculkan isu-isu yang populer di kalangan pemilih muda atau pemula, tetapi perlu diimbangi dengan konsistensi dalam menyuarakan isu-isu tersebut," kata dia.

Baca juga: CSIS mengajak masyarakat selektif pilih pemimpin peduli kualitas udara

Hingga saat ini, kata Caroline, perbincangan publik mengenai ketiga pasangan capres-cawapres masih terbatas pada jargon populer.

"Sampai dengan 28 hari masa kampanye (25/12), tampaknya pemaparan visi dan misi yang menjadi unggulan dari ketiga pasangan calon masih belum sepenuhnya menjadi bahan perhatian publik. Perbincangan publik masih terbatas pada jargon-jargon populer, seperti slepet, SGIE, gemoy, asam sulfat, dan sejenisnya," kata Caroline.

Walaupun demikian, ia mengatakan bahwa tiap capres maupun cawapres telah cukup mengoptimalkan masa kampanye selama 28 hari untuk memperkuat dukungan ke daerah-daerah yang menjadi basis massa dari partai-partai pendukung para pasangan calon.

KPU RI telah menetapkan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden menjadi peserta Pilpres 2024. Hasil pengundian dan penetapan nomor urut peserta Pilpres 2024 menetapkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.

KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, sedangkan jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.

Baca juga: KPU: 110 juta penduduk usia muda diprediksi ikut Pemilu 2024
Baca juga: TII: Masih banyak anak muda butuhkan informasi soal pemilu