Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengatakan pasar modal Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang 2023 di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Dari jumlah tersebut, 80 adalah emiten baru dan penghimpunan dana securities crowdfunding (SCF) mencapai Rp1,04 triliun dari 494 pelaku UKM dengan dukungan 168.000 pemodal melalui 16 platform penyelenggara SCF.
Sementara itu, terkait partisipasi masyarakat ia mengatakan jumlah investor pasar modal meningkat signifikan menjadi 12,13 juta Single Investor Identification (SID) atau meningkat hampir lima kali lipat dalam empat tahun terakhir.
Ia menambahkan mayoritas dari investor tersebut berusia 40 tahun, yang kepemilikannya hampir mencapai 80 persen. Sedangkan usia 30 tahun memiliki kepemilikan sebesar 55,65 persen dari total SID.
"Berbagai indikator menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan," kata Mahendra.
Di tengah tensi geopolitik yang terus meningkat dan prospek pertumbuhan ekonomi global yang melambat, lanjut Mahendra, beberapa indikator ekonomi global mulai menunjukkan sedikit perbaikan.
Mahendra menuturkan, tingkat inflasi di negara-negara maju menurun, sekalipun masih jauh di atas target bank sentral negara-negara tersebut.
Ia menambahkan sentimen di pasar keuangan cenderung lebih positif didukung dengan harapan berakhirnya kenaikan suku bunga global serta optimisme yang dipengaruhi peluncuran berbagai insentif di China.
Mahendra menilai perkembangan tersebut mendorong penguatan pasar keuangan global dan juga penurunan volatilitas di pasar saham, surat utang, maupun nilai tukar.
“Investor luar negeri juga mulai kembali ke pasar emerging market sebagai net buyer,” ujar Mahendra.
Baca juga: IHSG awal tahun ditutup menguat seiring inflasi dalam negeri stabil
Baca juga: BEI buka peluang tingkatkan batas 'free float' saham
Baca juga: OJK : Stabilitas ekonomi akan dorong aksi beli investor asing di 2024