Yogyakarta (ANTARA) - Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia (PT KAI) Daerah Operasi 6 Yogyakarta mengantisipasi terjadinya gangguan perjalanan kereta api karena potensi bencana alam di kawasan jalur rel.
Manajer Humas Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro di Yogyakarta, Sabtu (6/1), mengatakan bahwa upaya antisipasi dengan menetapkan daerah penanganan khusus karena berpotensi terjadi bencana seperti banjir dan tanah ambles.
"Antisipasi yang dilakukan KAI Daop 6 Yogyakarta adalah membuat drainase agar aliran air di kanan kiri jalur mengalir lancar ke sungai. Dalam hal ini, kami juga bekerja sama dengan BMKG setiap hari untuk mendapatkan informasi tentang cuaca atau iklim," kata dia.
Menurut Krisbiyantoro, jalur KA Daop 6 yang ditetapkan sebagai daerah penanganan khusus berada di lintas utara, yakni di sekitar Sumber Lawang hingga Kaliyoso, Sragen, Jawa Tengah.
"Jalur-jalur tersebut kategorinya adalah banjir dan tanah ambles," kata dia.
Dengan ditetapkan sebagai daerah penanganan khusus karena mempunyai kontur tanah yang labil dan rawan banjir, menurut dia, petugas KAI selalu melakukan pengecekan secara rutin di kawasan itu.
Sesuai dengan prosedur tetap saat terjadi hujan selama 2 jam terus-menerus, kata Krisbiyantoro, petugas KAI wajib memeriksa di sepanjang jalur tersebut, baik titik aliran air maupun track dengan kategori tanahnya labil.
Baca juga: KAI meningkatkan SOP jalur Stasiun Haurpugur dan Cicalengka
Baca juga: KAI pastikan jalur kereta di Bandung bisa dilalui pascakecelakaan
Saat ditemukan kejanggalan untuk perjalanan kereta api, lanjut dia, langsung ditetapkan perjalanannya dibatasi.
"Maksimal seperti orang berjalan kaki atau 5 kilometer per jam. Itu awal tahap untuk penyelamatan kereta api," ujar dia.
Terkait dengan risiko kecelakaan KA seperti yang terjadi di Bandung beberapa waktu lalu, Krisbiyantoro menilai sepanjang jalur Daop 6 lebih aman karena telah menggunakan jalur ganda (double track) sehingga potensi kecelakaan lebih kecil.
"KA punya jalur masing-masing. Ke Jakarta atau hilir punya jalur sendiri, atau jalur arah hulu ke Surabaya mempunyai jalur tersendiri. Beda dengan lintas Banjar, Bandung yang masih menggunakan single track, jalur tunggal yang dipakai bergantian dari arah barat dan timur," kata Krisbiyantoro.