Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Kementerian Dalam Negeri menargetkan membangun delapan pos lintas batas negara (PLBN) terpadu pada 2024.
Dalam rapat koordinasi membahas progress pembangunan PLBN di Jakarta, Kamis, Asisten Deputi Lintas Batas Negara BNPP Budi Setyono menyebut kantornya masih mengkaji lokasi delapan PLBN terpadu itu.
"Untuk delapan PLBN ini lokasinya sedang kita kaji, karena pada gelombang 1 dan 2 basis-nya di darat, tetapi kalau delapan PLBN ini nantinya basis-nya maritim, yaitu kami akan bangun di pelabuhan,” kata pejabat BNPP itu dalam rapat.
Pemerintah RI menargetkan membangun total 26 PLBN yang terbagi atas tiga gelombang, yaitu tujuh PLBN (gelombang I), 11 PLBN (gelombang II), dan delapan PLBN (gelombang III). Untuk pembangunan gelombang I, Budi menyebut tujuh PLBN telah dibangun sesuai target.
Dia melanjutkan jenis PLBN terpadu yang dibangun pemerintah pun terbagi atas tiga kategori, yaitu A, B, dan C. PLBN Kategori A difungsikan untuk lalu lintas dagang ekspor dan impor, termasuk menjadi akses bagi truk-truk yang membawa barang lintas negara.
Sementara itu, PLBN Kategori B merupakan pos lintas batas umum, tetapi dapat difungsikan juga untuk perdagangan. Namun, mereka yang melintas wajib berhenti di titik 0 kilometer untuk pemeriksaan. Sementara, PLBN Kategori C merupakan pos untuk perlintasan tradisional sehingga tidak diperbolehkan ada kegiatan ekspor dan impor.
"Namun, semua tipe ini bisa di-upgrade (ditingkatkan, red.). Contohnya, PLBN Aruk di Sambas, kemudian PLBN Jagoi Babang juga berpeluang naik kelas, karena nilai perdagangannya tiap bulan terus meningkat," tutur dia.
Dalam rapat yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Laksamana Muda TNI Kisdiyanto secara khusus mengevaluasi pembangunan 11 PLBN yang masuk dalam gelombang II.
Kemenko Polhukam mengawasi kemajuan pembangunan itu secara aktif mengingat Presiden RI Joko Widodo menerbitkan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan 11 PLBN Terpadu dan Sarana Prasarana Penunjang di Kawasan Perbatasan.
Dari hasil paparan dalam rapat, Kisdiyanto menyebut ada tiga dari 11 PLBN yang perlu dievaluasi lebih lanjut. Tiga PLBN itu, PLBN Long Midang, PLBN Sei Kelik, dan PLBN Oepoli.
Kisdiyanto menyebut, misalnya, di PLBN Long Midang ada kemajuan pembangunan 50 persen, tetapi sulit berlanjut karena akses menuju Long Midang belum memadai, terlebih ada longsor yang mengakibatkan penurunan permukaan tanah.
Baca juga: BNPP dan ANRI buat inovasi membangun galeri arsip di PLBN Skouw
Baca juga: PLBN RI sebut ekonomi meningkat di wilayah perbatasan RI-PNG Skouw
"Untuk itu, BNPP perlu melakukan review mengenai perencanaannya membangun PLBN Long Midang. Apakah memungkinkan? Jika tidak, apakah bisa dipindah tempatnya?” kata Kisdiyanto.
Dalam rapat koordinasi pembangunan PLBN itu, kementerian/lembaga selain Kemenko Polhukam dan BNPP Kemendagri turut hadir, di antaranya Kementerian PUPR, Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian ATR/BPN, Kementerian PPN/Bappenas, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Berita Terkait
Kualitas SDM kunci menuju Indonesia Emas 2045
Minggu, 25 Agustus 2024 4:30
Kemenko Polhukam ingin skor 70 ICRM Bali
Rabu, 3 Juli 2024 18:04
Kemenko Polhukam mengodok rencana bangun sistem pertahanan semesta di IKN
Jumat, 29 Maret 2024 5:22
Mahfud Md cari waktu tepat untuk mundur dari Kabinet Jokowi
Rabu, 24 Januari 2024 7:36
Hoaks bukan cuma kesalahan pemilik akun
Rabu, 30 Juni 2021 16:25
Kemenkopolhukam menggali informasi tata kelola pemerintahan di NTB
Kamis, 25 Juni 2020 23:27
Mahfud MD merahasiakan langkah pembebasan sandera nelayan Abu Sayyaf
Selasa, 17 Desember 2019 14:59
Mahfud MD memimpin rapat menteri perdana di Kemenko Polhukam
Kamis, 31 Oktober 2019 13:43