Menparekraf Sandiaga dalam pernyataannya di Boston, Jumat, mengatakan penjajakan peluang kerja sama dengan salah satu universitas swasta terkemuka di Boston diperlukan guna mengakselerasi ilmu pengetahuan salah satunya mengenai AI (Artificial Intelligence) dan pengembangannya secara berkelanjutan.
"Khususnya kolaborasi dengan Politeknik Pariwisata Bali. Apalagi Bali adalah magnet wisatawan mancanegara yang terkenal dengan warisan budayanya yang kaya dan bentang alamnya yang menakjubkan," kata Sandiaga.
Adapun ruang lingkup kerja sama yang diharapkan di antaranya studi banding, inisiatif riset gabungan, peningkatan kurikulum, hingga kemitraan industri. Melalui upaya penjajakan kerja sama dengan institusi internasional seperti Northeastern University akan meningkatkan kapabilitas Politeknik Pariwisata Bali yang akan berdampak terhadap kualitas pendidikan dan pelatihan bidang pariwisata di Indonesia.
"Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia (Kemenparekraf) untuk memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mempromosikan praktik pariwisata berkelanjutan," ujarnya pula.
Untuk mempercepat kolaborasi antara Politeknik Pariwisata Bali dengan Northeastern University, Menparekraf mengusulkan adanya kurikulum pascasarjana berbasis proyek, pengembangan kewirausahaan mahasiswa melalui lokakarya penelitian atau networking, serta memfasilitasi kunjungan belajar bagi mahasiswa NEU ke Bali.
Baca juga: Jalur Puncak pilihan bagi wisatawan dan pemudik Lebaran
Baca juga: Menparekraf Sandiaga mengharapkan webinar BPOLBF tambah wawasan new economy
Baca juga: Jalur Puncak pilihan bagi wisatawan dan pemudik Lebaran
Baca juga: Menparekraf Sandiaga mengharapkan webinar BPOLBF tambah wawasan new economy
"Kami berharap peluang kerja sama ini bisa terjalin sehingga memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, Northeastern University dan tentunya Politeknik Pariwisata Bali," katanya.
Dunton Family Dean of Northeastern University's D'Amore-McKim School of Business David de Cremer juga melihat peluang besar dalam industri pariwisata dan kreatif yang berkaitan erat dengan penerapan AI, karenanya David akan menyusun kurikulum yang akan melibatkan AI.
"Kita perlu memahami terlebih dahulu apa itu AI dan bagaimana AI dapat diterapkan pada hal ini. Jika hal ini relevan dari sudut pandang Indonesia, kami akan bekerja sama," kata David.