Perkirakan sektor properti tumbuh pada semester II tahun 2024

id pengamat,properti,semester II,2024

Perkirakan sektor properti tumbuh pada semester II tahun 2024

Sejumlah kendaraan roda empat berada di lokasi proyek pembangunan perumahan di kawasan pengembangan untuk permukiman di Batam, Kepulauan Riau. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna

Jakarta (ANTARA) - Pengamat properti dari Indonesia Property Watch Ali Tranghanda memperkirakan sektor properti di tanah air mengalami pertumbuhan pada semester II tahun ini.

"Kita perkirakan memang pada semester II tahun ini harusnya dengan setelah momen pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih yang mana kepastiannya ada serta nomenklatur kementerian dalam pemerintahan baru juga sedang digodok seperti rencana kementerian perumahan dan perkotaan, maka dengan kepastian-kepastian tersebut sektor properti harusnya naik," ujar Ali di Jakarta, Rabu.

Pada semester II tahun lalu sebetulnya properti sedang tumbuh, namun memang pada awal tahun ini sempat agak melambat. Hal ini alamiah karena menghadapi bulan puasa, Lebaran dan pemilu pada awal tahun ini.

"Skenario lainnya yang diperkirakan membuat sektor properti naik atau tidak pada semester II adalah masalah komoditas," kata Ali.

Dia juga menyampaikan bahwa sektor properti dapat mengalami pertumbuhan cukup signifikan jika ekspor komoditas nasional mengalami peningkatan.

"Kalau komoditas itu naik, maka ekspor pengusaha kita naik, dan kalau pengusaha kita memiliki banyak uang maka ujung-ujungnya mereka akan membeli properti. Kalau sektor komoditas mengalami pertumbuhan maka pada awal 2025, sektor properti diperkirakan juga akan tumbuh. Namun, kalau sektor komoditas tidak mengalami pertumbuhan, maka sektor properti juga akan naik namun tidak signifikan," katanya.

Ali tetap optimistis pada tahun ini sektor properti masih tetap mengalami pertumbuhan di atas 5 persen.

"Kita sempat dari 2022 ke 2023 itu sebenarnya mengalami kenaikan sekitar 6 persen, harusnya pada tahun ini tidak lebih jelek daripada 2023 yakni mungkin kenaikan sekitar 5 persen ke atas masih bisa," katanya.

Baca juga: BP Tapera tak bisa berdiri sendiri, harus berkoordinasi
Baca juga: MPR mendukung pemerintah libatkan perempuan dalam sektor perekonomian


Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengungkapkan bahwa pemerintahan baru berpeluang membuat tren ekspor Indonesia pada semester II meningkat. Peluang tersebut terjadi karena masa transisi pemerintahan saat ini hingga pelantikan presiden dan wakil presiden baru pada Oktober memungkinkan persiapan yang matang.

Faktor kedua yang berpeluang membuat tren ekspor Indonesia naik di semester II adalah hubungan Indonesia dengan China akan tumbuh, sehingga artinya investasi tumbuh. Kemudian kejadian-kejadian di Eropa saat ini diharapkan tidak berdampak kepada Asia. Lalu, volume yang ditransaksikan yang mana jika melihat angka, maka yang terbesar berada di Asia.

Indonesia masih punya keunggulan di beberapa komoditas yakni crude palm oil (CPO) dan turunannya serta hasil-hasil tambang masih sangat besar, terus akan dilanjutkan investasinya.