Ankara (ANTARA) - Jepang pada Selasa mengenalkan kebijakan pertama penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam sektor pertahanan, menurut kantor berita Kyodo.
Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan pihaknya berupaya merespon perubahan dalam operasi pertahanan yang didorong oleh perkembangan teknologi.
Berdasarkan kebijakan baru ini, penggunaan AI juga akan meningkatkan kecepatan operasi tempur, mengurangi kesalahan manusia, dan memajukan penghematan tenaga kerja melalui otomatisasi.
“Kami akan memperdalam kerja sama dengan sektor swasta dan lembaga asing terkait dengan secara proaktif menyampaikan pandangan Kementerian Pertahanan,” kata Menteri Pertahanan Minoru Kihara.
Baca juga: Rantai pasok kuatkan posisi Indonesia jadi pengembang AI
Namun, kebijakan itu menyebutkan ada keterbatasan pada AI, terutama dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, karena AI belajar dari data masa lalu.
Kebijakan tersebut mencatat bahwa kekhawatiran mengenai kredibilitas dan penyalahgunaan juga masih ada.
Kihara mengatakan kepada wartawan bahwa Jepang dapat beradaptasi dengan “bentuk pertempuran baru” yang menggunakan AI dan teknologi siber, yang telah menjadi tantangan dalam membangun kemampuan pertahanan negara.
Baca juga: Inisiatif Kemenkominfo buat AI optimal
Baca juga: Airlangga menilai tak semua hal mengenai AI negatif
Sumber: Anadolu