Jakarta (ANTARA) - PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) menargetkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ijen, Jawa Timur, yang kini masih dalam tahap pengembangan dapat mulai dioperasikan pada kuartal pertama tahun depan.
Direktur and Chief Operating Officer (CEO) MedcoEnergi Ronald Gunawan menyampaikan dalam public expose daring yang diikuti dari Jakarta, Senin, pembangkit listrik tersebut akan memiliki daya 34 Megawatt (MW).
“Pengembangan geotermal Ijen tahap I berjalan dengan lancar dan akan selesai pada kuartal IV 2024, serta akan beroperasi secara komersial di kuartal I 2025,” ucapnya.
Tidak hanya PLTP Ijen, pihaknya kini juga tengah mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Bali Timur berdaya 25 Megawatt peak (MWp).
Ia mengatakan bahwa pembangunan PLTS tersebut berjalan sesuai jadwal dan diperkirakan selesai pada akhir tahun ini. Selain pada sektor energi, Ronald menyampaikan bahwa terdapat pula sejumlah proyek pengembangan pada sektor pertambangan emas dan tembaga.
Ia menuturkan bahwa proyek smelter PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMAN, kode emiten: AMMN) telah memasuki tahap commissioning pada 31 Mei lalu.
AMMAN juga telah menerima izin dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mengekspor konsentrat tembaga hingga 31 Desember 2024.
Hal tersebut disebabkan oleh berkurangnya working interest Corridor setelah perpanjangan Production Sharing Contract (PSC), permintaan gas pipa yang lebih rendah di Singapura, serta divestasi Blok 12W di Vietnam.
Meskipun begitu, ia menuturkan bahwa realisasi produksi kedua komoditas tersebut masih mampu melebihi panduan perseroan untuk produksi minyak dan gas tahun ini, yakni sebesar 145 – 150 ribu barel setara minyak per hari (million barrels of oil equivalent per day/mboepd).
Baca juga: ITdBI can help advance bike racing events: Sports Minister
Baca juga: Status Gunung Ijen di Jatim meningkat jadi Waspada
Produksi minyak dan gas perseroan pada semester I tahun ini tercatat sebesar 153 mboepd, ditopang oleh produksi minyak yang lebih tinggi dari Blok 60 Oman dan Natuna.
Perseroan pun menganggarkan belanja modal sebesar 152 juta dolar AS (Rp2,33 triliun, kurs 1 dolar AS hari ini = Rp15.310) untuk pengembangan di Natuna, Corridor dan sumur-sumur produksi pada Blok 60 di Oman.