Deli Serdang (ANTARA) - Riuh perayaan kemenangan atas pertandingan taekwondo menjadi pemandangan menarik di sebuah ruangan Martial Art Arena. Gedung baru ini dipenuhi dengan riuhnya sorak-sorai para atlet yang telah meraih medali dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI.
Dari sekian banyak atlet yang merayakan kemenangan, dengan berswafoto sembari memperlihatkan medali yang didapatkan, perhatian terarah pada dua nama, Adam Yazid Ferdiansyah dan Rachmania Gunawan Putri.
Keduanya adalah pasangan kekasih dan atlet taekwondo yang berhasil mencetak prestasi gemilang di ajang PON tahun ini.
Adam Yazid Ferdiansyah, berasal dari Jawa Barat, berhasil meraih medali emas di kelas -68 kilogram kyorugi putra. Sementara itu, Rachmania Gunawan Putri, juga mengukir prestasi serupa dengan medali emas di kelas poomsae putri.
Kehadiran mereka di arena taekwondo bukan sekadar sebagai atlet, tetapi juga bakal menjadi inspirasi bagi banyak orang. Mereka membangun motivasi yang tinggi dalam perjuangan mereka menuju kemenangan.
Adam adalah seorang prajurit TNI berpangkat Sertu yang membawa disiplin dan semangat tinggi dalam setiap latihan. Usahanya membuahkan hasil dengan meraih medali emas, mempertahankan gelar setelah PON Jabar 2016 dan PON Papua 2021.
Rachmania, dengan ketekunan yang luar biasa, menyeimbangkan latihan yang intens dengan dukungan lembut dari Adam. Kombinasi ini menciptakan sinergi yang kuat baik di dalam maupun di luar arena taekwondo.
Pasangan ini tidak hanya berbagi kebanggaan atas prestasi mereka, tetapi juga saling mendukung satu sama lain dalam setiap langkah. Mereka menunjukkan bahwa kerja keras dan cinta dapat bersatu untuk mencapai tujuan besar.
Perayaan kemenangan mereka menjadi bukti nyata betapa pentingnya dukungan dan dedikasi dalam mencapai sukses. Adam dan Rachmania telah membuktikan bahwa cinta dan komitmen bisa menyatu dalam perjuangan olahraga.
Saling motivasi
Sembari tersipu malu, Rachmania menyatakan telah mengenal Adam sejak duduk di bangku SMA, atau di masa putih abu-abu. Sesekali, ia tertawa saat menceritakan awal perkenalannya dengan sang kekasih Adam.
Meski begitu, ia tak mengulik lebih dalam mengenai hubungannya dengan sang kekasih. Hanya saja, dia menyebutkan bahwa Adam adalah sosok yang galak tetapi suka memotivasi dirinya agar bisa mengukir prestasi yang lebih baik.
Meski merupakan pasangan kekasih, Rachmania dan Adam jarang melakukan latihan bersama. Hal itu karena perbedaan kategori apalagi mereka berdua berasal dari dua kota berbeda.
Rachmania merupakan warga di Bandung, sedangkan Adam di Kota Depok. Meski berbeda daerah tempat tinggal, keduanya justru semakin semangat untuk saling menyemangati dan memotivasi satu sama lain.
"Saling suport satu sama lain. Saling semangatin satu sama lain karena kita juga kan beda kota. Dia baik, tapi galak. Tapi motivasinya ada," ucap Rachmania yang didampingi Adam di sore itu.
Berkat motivasi-motivasi yang diterima termasuk dari kedua orang tua tercinta, wanita kelahiran Bandung, 18 Desember 1999 itu, telah dua kali menyumbang medali emas pada PON.
Emas pertama diperoleh Rachmania dari PON XX Papua 2021 dari kategori poomsae beregu. Sedangkan emas kedua dari PON XXI Aceh-Sumatera Utara tahun ini didapatkan di kategori poomsae individu.
Pada PON 2024, Rachmania mampu naik podium peraih emas seusai memperoleh nilai tertinggi pada final kelas poomsae individu putri.
Wanita berhijab ini mampu mengalahkan daerah lainnya, dimana perwakilan Yogyakarta di posisi kedua, sedangkan peraih perunggu yakni perwakilan Sulawesi Tengah dan Kalimantan Timur.
Tak menampik, Rachmania juga rupanya mempunyai sosok yang menjadi panutan bagi dirinya sehingga bisa meraih dua kali medali emas pada ajang empat tahunan itu.
Sosok tersebut tak lain adalah pelatihnya sendiri yakni Defia Rosmaniar, yang juga merupakan atlet taekwondo. Sosok yang pernah meraih medali emas di Asian Games 2018.
Adam, yang tetap berdiri di samping Rachmania, menyatakan sangat bahagia bisa melihat penampilan sang kekasih berhasil menyabet medali emas.
Apalagi, saat menyaksikan penampilan calon pendamping hidupnya, ia sempat deg-degan dari tempat duduk di tribun ruangan Martial Arts Arena.
Atlet yang "hattrick" medali emas PON dengan medali ketiga diraih di PON Aceh-Sumut 2024 itu sangat bangga karena pujaan hatinya bisa menyusul dirinya dalam menyumbang medali emas bagi Jawa Barat.
Adam dan Rachmania pun memiliki cita-cita yang tinggi untuk bisa terus mengharumkan nama daerah hingga Indonesia di level dunia.
Juara umum
Sumbasih Adam dan Rachmania tentu juga berperan sehingga mengantarkan kontingen Jawa Barat merajai cabang olahraga taekwondo di Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024, dengan mengunci delapan medali emas hingga hari terakhir pertandingan.
Pelatih Taekwondo Jabar Muhammad Rizaldi menyatakan kepuasan atas pencapaian ini, yang sesuai dengan target mereka. Dengan perolehan itu, Jawa Barat berhasil mempertahankan gelar sebagai juara umum taekwondo yang sebelumnya diraih pada PON XX/2021 Papua.
Namun, jumlah medali emas kali ini yang diraih Jawa Barat sedikit menurun dibandingkan PON Papua, yang berhasil mengantongi sembilan medali emas. Meskipun begitu, perolehan delapan medali emas di PON XXI sudah memenuhi target yang telah ditetapkan.
Pelatih muda berusia 27 tahun ini menjelaskan bahwa pencapaian tersebut diraih melalui perjuangan keras, termasuk intensitas latihan dan uji coba di luar negeri. Tim taekwondo berlatih intensif dan melakukan pemusatan latihan di Korea selama satu setengah bulan sebelum PON.
Kontingen Jawa Barat mempertahankan gelar juara umum berkat latihan yang konsisten dan dukungan fasilitas dari KONI. Dukungan tersebut sangat berpengaruh terhadap pembinaan dan pengembangan atlet.
Dalam PON XXI, beberapa atlet berhasil mempertahankan gelar mereka, termasuk Adam Yazid Ferdiansyah yang meraih medali emas untuk ketiga kalinya secara berturut-turut di kategori kyorugi putra kelas -68 kilogram.
Jawa Barat menjaga kualitas atlet sembari terus memunculkan bibit-bibit baru untuk regenerasi di masa depan. Meskipun ada bibit-bibit baru, belum ada yang berhasil meraih medali emas.
Jawa Barat keluar sebagai juara pertama dengan total 12 medali yang terdiri dari delapan emas, empat perak, dan empat perunggu.
Posisi kedua ditempati oleh Jawa Tengah (Jateng) dengan perolehan empat emas, tiga perak, dan lima perunggu. Sementara itu, DKI Jakarta berada di posisi ketiga dengan total sepuluh medali, yaitu tiga emas, tiga perak, dan empat perunggu.
Dukungan orang tua
Kesuksesan Rachmania di ajang PON tentu tak lepas dari dukungan penuh orang tuanya, terutama ibu, Samanita (55), dan ayah, Handoyo (51). Kedua orang tua Rachmania adalah pelatih taekwondo, dan kehebatan Rachmania jelas merupakan hasil dari didikan mereka.
Samanita menceritakan bahwa sejak Rachmania duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar, ayahnya sudah melatihnya secara langsung. Sebagai orang tua, mereka sangat mendukung prestasi anak mereka dengan sepenuh hati.
Sebagai pelatih dan wasit nasional, Samanita juga memberikan dukungan penuh, terutama ketika Rachmania mulai mengikuti berbagai event sejak SMP. Dari SD, Samanita sudah mengarahkan Rachmania ke pelatnas dan terus mendukungnya hingga mencapai tingkat internasional.
Samanita mencatat bahwa sejak tahun 2012, Rachmania mulai muncul di kejuaraan nasional junior. Dukungan ibu berupa pemenuhan semua kebutuhan, dari peralatan hingga vitamin, sangat membantu perkembangan Rachmania.
Samanita merasa sangat bahagia karena cita-cita Rachmania untuk meraih medali emas di PON tercapai. Sebelumnya, di PON Papua, Rachmania meraih medali emas dalam kategori beregu poomsae.
Sebagai seorang pelatih dan wasit nasional, Samanita terus memberikan motivasi kepada Rachmania. Saat Rachmania merasa malas atau cemas sebelum pertandingan, Samanita selalu memberikan dorongan dan mengingatkan untuk berdoa.
Handoyo, ayah Rachmania berharap pemerintah memberikan dukungan dengan menyediakan pekerjaan, seperti ASN, untuk sang anak. Apalagi anaknya telah menyumbangkan dua kali medali perunggu di ajang SEA Games.
"Jadi ASN atau apa. Soalnya si anak ini untuk prestasi internasional sudah, tapi sampai sekarang kerja belum. Jadi, mohon dukungannya dari pemerintah gitu untuk ada prioritas," ucap Handoyo dengan penuh pengharapan.
Dengan mendapatkan pekerjaan tetap, maka sang anak dapat fokus mengembangkan bakatnya dan membagikan ilmunya sebagai pelatih.
Adam dan Rachmania contoh nyata bagaimana pasangan saling menguatkan dalam mencapai impian. Prestasi mereka adalah cerminan pasangan kekasih yang saling memotivasi untuk sukses mengukir prestasi.
Baca juga: Menantang kontradiksi predikat ibu dan juara di PON Aech-Sumut