NTB gencarkan "Fogging" cegah Malaria dan DBD

id NTB,Gencarkan Fogging,Cegah Malaria ,DBD,Gempa Lombok

NTB gencarkan "Fogging" cegah Malaria dan DBD

bayi gempa Lombok.

Sudah kami perintahkan untuk menggencarkan fogging sebagai upaya pencegahan dan antisipasi malaria dan DBD
Mataram (Antaranews NTB) - Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat mengeluarkan surat edaran kepada dinas kesehatan kabupaten/kota terdampak bencana gempa untuk melakukan "fogging" (pengasapan) sebagai pencegahan penyebaran penyakit malaria dan demam berdarah dengue (DBD).

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan NTB, Marjito di Mataram, Senin, mengatakan setiap dinas kesehatan di kabupaten/kota telah memiliki logistik untuk melakukan pengasapan.

"Sudah kami perintahkan untuk menggencarkan fogging sebagai upaya pencegahan dan antisipasi malaria dan DBD," ujarnya.

Ia mengungkapkan, sejauh ini warga yang positif terjangkit malaria terbanyak berada di wilayah kerja Puskesmas Penimbung, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat. Sedangkan Lombok Utara, dari dua kasus malaria yang ditemukan saat awal pascagempa, ujarnya, belum ada penambahan kasus hingga saat ini.

Wilayah ini menjadi daerah terparah terdampak gempa bumi yang terjadi pada akhir Juli hingga Agustus 2018.

Marjito menjelaskan, model pemeriksaan dilakukan dengan metode "mass blood survey" (MBS) secara mikroskopis bukan dengan "rapid diagnostic test" karena stok RDT tidak tersedia. Meski demikian, ia menyampaikan pemeriksaan dengan mikroskop sudah sesuai standar.

"Kita sudah menangani. Kita menemukan kasus sebanyak mungkin melalui pemeriksaan darah seluruh warga yang ada di wilayah tersebut," terangnya.

Menurutnya, dari 8.219 total sampel pemeriksaan darah yang dilakukan, 184 di antaranya dinyatakan positif malaria.

"Kemungkinan peningkatan kasus malaria itu pasti ada. Tapi kalau kita lihat trendnya sekarang sudah menurun. Contoh, kemarin dari 200 sampel yang kita periksa hanya dua orang yang positif," jelas Marjito.

Sementara, untuk kasus demam berdarah, lanjutnya, hanya ada tujuh kasus yang menjangkiti warga di Alas, Kabupaten Sumbawa. Sedangkan di Pulau Lombok belum ada laporan.

"Alhamdulilah kita didukung pemerintah pusat, kita sudah dikirimkan 2.000 lembar kelambu dari permintaan kita 5.000 lembar. Sudah didistribusikan untuk Lombok Barat 1.500 kelambu plus obat-obatan," katanya. (*)